Liputan6.com, Jakarta Berpakaian sehat bukan hanya soal mengikuti tren atau tampil menarik. Di balik setiap potong kain yang kita kenakan, ada dampak langsung terhadap kesehatan tubuh, pikiran, bahkan suasana hati. Tapi benarkah dress longgar selalu identik dengan pilihan paling sehat?
Konsep pakaian sehat semakin mendapat perhatian dalam dunia medis dan wellness modern. Dari bahan kain yang kita pilih hingga cara kita memandang tubuh sendiri, semuanya bisa berkontribusi pada kesejahteraan secara holistik.
“Healthy fashion is a form of alternative medicine and self-help, (Fashion yang sehat adalah cara alternatif untuk menjaga kesehatan dan merawat diri sendiri.)” tulis Alyssa Couture, dikutip dari situs HF Campaign, Selasa (5/8/2025).
1. Pakaian Harus Melindungi, Bukan Menyiksa
Pakaian yang sehat seharusnya tidak hanya terlihat bagus, tetapi juga mendukung anatomi tubuh dan postur alami manusia. Dalam praktiknya, banyak fashion modern justru memaksa tubuh beradaptasi dengan desain, bukan sebaliknya. Contohnya adalah celana ketat yang bisa menekan saraf atau atasan yang menghambat pernapasan.
Menurut Health Implications of Everyday Fashion, pakaian yang terlalu ketat bisa menyebabkan gangguan muskuloskeletal hingga tekanan internal pada organ. Ini adalah dampak nyata dari mode yang mengabaikan fungsi pelindung pakaian. Fungsi dasar ini harus menjadi pertimbangan pertama saat memilih gaya, sebelum memikirkan estetika. Dengan begitu, kita memastikan dress sehat atau pakaian apa pun benar-benar melindungi tubuh.
2. Pilih Bahan yang Mendukung Kesehatan Kulit dan Energi Tubuh
Bahan pakaian berperan besar dalam menentukan apakah pakaian tersebut sehat atau tidak. Pakaian dari bahan sintetis seperti poliester, nilon, atau spandeks sering menimbulkan iritasi, menahan panas, dan menciptakan lingkungan lembap yang memicu bakteri.
Alyssa Couture menegaskan pentingnya bahan alami, “plant-based fabrics cleanse and protect the body.” Bahan seperti katun organik, linen, rami, dan hemp sangat dianjurkan, karena tidak hanya lebih breathable, tetapi juga mendukung sirkulasi udara dan energi dalam tubuh. Bahkan, mengenakan bahan berbasis tanaman dapat memberikan rasa "terhubung" kembali dengan alam.
Efek positif dari pakaian sehat ini bukan hanya fisik, tetapi juga emosional dan spiritual. Banyak orang merasa lebih tenang dan ringan ketika mengenakan bahan alami yang lembut.
3. Hormati Tubuh dengan Pakaian yang Cocok
4 prinsip utama pakaian yang sehat tidak hanya soal bahan dan bentuk, tapi juga cara kita menghargai tubuh sendiri. Tidak jarang, orang menyimpan pakaian yang sudah tidak muat dengan harapan tubuh mereka akan berubah.
Mengutip Soumyajit Das (SRRN Papers, 2025), pakaian yang sehat tidak hanya menarik secara visual tetapi juga fungsional, nyaman, dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna . Oleh karena itu, singkirkan pakaian yang tidak nyaman dan ganti dengan busana yang benar-benar sesuai dengan bentuk tubuh saat ini. Dengan menghormati tubuh, kita memilih dress sehat atau pakaian lain yang mendukung kenyamanan dan kebebasan bergerak, bukan yang memaksa mengikuti standar kecantikan sempit.
4. Gunakan Pakaian Sebagai Media Penyembuhan dan Ekspresi Diri
Pakaian sehat tidak harus membosankan. Justru, fashion dapat digunakan sebagai alat penyembuhan melalui berbagai cara kreatif: dari pewarna alami, aromaterapi, hingga desain visual yang menenangkan. Ini dikenal sebagai fashion therapy yang makin populer.
Aromatherapeutic fashion seperti diffuser mini dari tanah liat yang disematkan pada pakaian, tekstil berisi ekstrak herbal (cosmetotextiles), hingga kristal seperti quartz dan jade sebagai aksesori. Selain itu, pemilihan warna atau motif seperti sacred geometry diyakini membawa efek psikologis positif.
Panduan Memilih Pakaian Sehat Secara Praktis
Berikut empat prinsip ...