5 Catatan dari Kekalahan Timnas Indonesia U-23 Lawan Vietnam: Eksperimen 3 Bek Vanenburg yang Tak Berbuah Manis?

1 day ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Final Piala AFF U-23 2025 menjadi panggung besar bagi Timnas Indonesia U-23 dalam perburuan gelar juara. Sayangnya, mimpi itu pupus di tangan Vietnam.

Bertanding di Stadion Gelora Bung Karno pada Selasa (29/7/2025) malam WIB, Indonesia harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor 0-1 melalui gol tunggal Nguyen Cong Phuong pada menit ke-37.

Garuda Muda tampil dominan dalam penguasaan bola dengan 68 persen, jauh di atas catatan Vietnam yang hanya menguasai 32 persen permainan.

Namun dominasi tersebut tidak dibarengi efektivitas dalam menciptakan peluang. Kedua tim sama-sama hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran, namun Vietnam berhasil memaksimalkan salah satunya.

Di balik skor tipis itu, terdapat sejumlah catatan penting yang patut dievaluasi. Vietnam berhasil mengamankan gelar ketiga mereka di Piala AFF U-23, sementara Indonesia kembali gagal menuntaskan misi juara di kandang sendiri.

Lalu, apa saja pelajaran berharga dari kekalahan ini?

Formasi 3 Bek yang Tak Berbuah Manis

Gerald Vanenburg membuat keputusan berani di partai final dengan meninggalkan formasi 4-3-3 yang selama ini ia andalkan. Ia memilih skema 3-4-2-1 dengan harapan bisa meredam serangan balik cepat Vietnam. Secara defensif, formasi ini bekerja cukup baik. Trio bek tengah, Kakang Rudianto, Kadek Arel, dan Muhammad Ferarri, tampil disiplin dan minim kesalahan.

Namun, masalah muncul saat Indonesia membangun serangan. Kurangnya pemain kreatif di lini tengah membuat distribusi bola ke lini depan tersendat.

Rayhan Hannan dan Rahmat Arjuna tidak mendapat cukup ruang, sementara Robi Darwis dan Dony Tri Pamungkas gagal menjadi jembatan yang efektif ke lini serang. Akibatnya, Jens Raven kesulitan mendapatkan suplai bola.

Vietnam Mematikan lewat Bola Mati

Dalam pertandingan ini, Vietnam menunjukkan dua hal yang menyulitkan Indonesia. Pertama, mereka berhasil memancing emosi para pemain Garuda Muda. Kedua, mereka sangat berbahaya dalam situasi bola mati, terutama dari sepak pojok.

Nguyen Dinh Bac dan Khuat Van Khang terlihat aktif mengganggu konsentrasi pemain Indonesia, seperti Rahmat Arjuna dan Kakang Rudianto.

Sementara itu, gol Nguyen Cong Phuong yang menentukan kemenangan Vietnam berawal dari skema sepak pojok, satu dari tiga sepak pojok di babak pertama yang semuanya nyaris berbuah gol.

Terlambat Bereaksi dari Bangku Cadangan

Kendati unggul dalam penguasaan bola, Timnas Indonesia minim ancaman ke gawang lawan. Perubahan baru dilakukan Gerald Vanenburg pada menit ke-60, saat Achmad Maulana menggantikan Frenky Missa. Pergantian ini membawa dampak, terutama setelah Dominikus Dion dipindah ke posisi gelandang.

Namun, setelah itu, Vanenburg terlihat pasif dalam melakukan perubahan. Pergantian pemain berikutnya baru dilakukan pada menit ke-81.

Bisa jadi ini disebabkan keterbatasan opsi, mengingat Arkhan Fikri dan Toni Firmansyah belum sepenuhnya fit. Tapi dalam laga dengan tensi tinggi seperti final, kecepatan dalam merespons situasi bisa menjadi pembeda.

Strategi Kim Sang-sik Sangat Efektif

Sebelum pertandingan, Kim Sang-sik menyebut dirinya telah mempelajari permainan Timnas Indonesia. Ucapan itu bukan sekadar basa-basi.

Kim Sang-sik menerapkan skema 3-4-3 saat menyerang dan bertransformasi menjadi 5-4-1 saat bertahan, membuat lini tengah dan belakang Vietnam sangat padat.

Dengan skema tersebut, Vietnam berhasil menutup dua titik kreativitas utama Indonesia: Rayhan Hannan dan Rahmat Arjuna. ...

Read Entire Article