Liputan6.com, Jakarta - Pabrik-pabrik Tiongkok ramai-ramai mengejek pembeli barang-barang branded di Amerika Serikat. Pabrik-pabrik ini memproduksi barang mewah seperti Hermes, Birkenstocks, Tide Pods, hingga Lululemon dan lain-lain.
Lewat unggahan-unggahan tersebut, para pembuat konten mengungkap harga produksi barang-barang branded tersebut. Yang mengejutkan ternyata harganya jauh lebih murah dari harga jualnya.
Adapun brand-brand seperti Hermes dan lain-lain dijual mahal dengan target pembeli para orang kaya dari berbagai negara.
Menggunakan background musik yang kocak, editan yang mendukung serta berbahasa Inggris, unggahan ini seolah memang menyasar pengguna asal AmerikaSerikat.
Dalam sebuah klip video di TikTok, seorang pria bahkan memegang sebuah sepatu mirip dengan model Boston dari Birkenstock. Ia pun menjelaskan kalau harga pembuatan sepatu tersebut ternyata hanya USD 10 atau sekitar Rp 168 ribu per pasang.
Video TikTok ini pun viral dan mendulang 6 juta penonton sebelum akhirnya dihapus.
Salah satu komentar mengajak orang untuk berhenti membeli barang-barang merek mahal dan membeli langsung dari pabrik untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Ramai Usai Pengumuman Tarif Trump
Video ini seolah mempermainkan emosi penonton asal Amerika, usai diumumkannya kebijakan tarif impor Trump (tarif Trump) yang pada akhirnya memicu perang dagang.
Asal muasal video ini tak lepas dari keputusan Gedung Putih yang sempat mengumumkan kenaikan tarif impor bagi barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat. Termasuk tarif Trump yang dikenakan sebesar 145 persen pada barang-barang asal Tiongkok.
Unggahan-unggahan ini juga seolah mau menegaskan kalau orang-orang Amerika begitu tergantung pada barang-barang asal Tiongkok, mulai dari smartphone, komputer, sepatu, pakaian, produk rumah tangga dan semua yang buatan Tiongkok.
Barang Branded Luar Ternyata Bikinan Pabrik Tiongkok
Salah satu brand seperti disebutkan adalah Birkenstocks, yang menurut website perusahaan sepatu ini dibuat di Jerman, bukan Tiongkok.
Posisi Birkenstocks pun memposisikan dirinya sebagai penentang pemindahan produksi ke luar negeri. Memang benar, terkadang ada komponen produk dibuat di manufaktur Tiongkok lalu dikirim ke tempat lain untuk diselesaikan atau dirakit, sehingga membuatnya punya label "Made in Italy."
Oleh karenanya, ketika ada barang-barang mewah yang dibuat di negara lain kerap diasosiasikan oleh pembeli dengan kualitas dan keahlian. Pekerja Tiongkok bergaji rendah kerap melakukan pekerjaan tersebut di Eropa.
Seiring dengan pembeli yang begitu peduli dengan sistem manufaktur mereka juga skeptis tentang klaim manufaktur, terutama untuk produk-produk mewah.
Pada sisi lain, akun TikTok yang mengunggah video tersebut terhubung ke halaman toko AliExpress yang menjual barang diklaim sebagai produk Birkenstocks dengan harga USD 15.
TikTok Enggan Berkomentar
Secara sepintas, kedua produk mirip sekali dengan Birkenstocks namun dilihat secara detail rupanya barang tersebut dijual dengan merek Kidmi, bukan Birkenstocks. Ada juga produk yang tidak diberi label sama sekali.
Pihak Birkenstock dan TikTok pun tidak memberikan komentar akan hal ini.
Sementara itu, akhirnya ada kesimpulan kalau "pabrik" palsu Birkenstocks ini memproduksi barang dupe atau tiruan dari sepatu Birkenstocks. Apalagi dengan biaya produksi yang rendah dan material yang begitu berbeda dari aslinya.
Meski ada banyak orang yang tidak membeli produk akun TikTok pabrik tersebut, pesan dari video ini cukup bermanfaat bagi Tiongkok.
Seiring dengan melemahnya kekuatan AS di bawah Trump, ada peluang bagi negara lain terutama Tiongkok untuk masuk, baik itu dalam memberi bantuan luar negeri atau mendorong warga AS untuk mengunjungi Tiongkok guna membeli furniture murah dan mengirimkannya di Tiongkok.