Liputan6.com, Jakarta Selain Raihaanun dan Didik Nini Thowok, ada Morgan Oey dalam deret pemain Perempuan Pembawa Sial karya sineas Fajar Nugros. Diproduksi IDN Pictures, film horor ini akan tayang di jaringan bioskop Tanah Air mulai Kamis, 18 September 2025.
Perempuan Pembawa Sial bukan film horor biasa. Ia mengusung salah satu mitos mengerikan di Tanah Jawa, Bahu Laweyan, yakni tanda lahir besar di bahu kiri perempuan. Ini diyakini membawa petaka bagi pria yang akan menikahinya. Morgan Oey sadar Indonesia punya banyak mitos.
Dalam wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan6.com di gedung KLY Jakarta, baru-baru ini, sang aktor membayangkan jika mitos-mitos itu diangkat ke layar lebar dengan naskah solid dan production value memadai, hasil akhirnya akan menarik.
“Mitos itu enggak ada bukti fisik. Kayak metafisika. Percaya enggak percaya sih. Enggak bisa dibuktikan by data. Kalau enggak percaya, kita sebagai manusia jadi jemawa karena banyak yang mengalami, apapun itu bentuknya,” kata Morgan Oey.
Sosok Mirip Ibu Di Lorong Rumah
Di satu sisi, Morgan Oey pun sadar manusia hidup berdampingan dengan makhluk dari dimensi lain, apapun itu. Omong-omong soal mitos, bintang film Pengepungan di Bukit Duri terkenang momen masa kecil saat tinggal di Kalimantan Barat.
“Jadi begini, dulu di Kalimantan Barat, ada pemadaman bergilir. Tiap mati lampu, kami berkawan lilin atau lentera sebagai penerangan di rumah. Saya masih ingat banget rasanya (pas mati lampu), di lorong rumah, ada sosok mama. Berdiri di lorong gelap,” ujar Morgan Oey.
Lorong Rumah “Area Rawan”
“Dia menanti saya menuju ke sana. Padahal mama lagi enggak di rumah. Wujud perempuan di lorong itu kayak nyokap gue. Mungkin mereka (lelembut) bisa memainkan imajinasi kita. Kayak nyokap, sedang menanti saya mendatanginya melewati lorong rumah,” akunya.
Lorong rumah menjadi “area rawan” bagi Morgan Oey kecil. Masih segar dalam ingatan, saat mati lampu akibat pemadaman bergilir, Morgan Oey dan kedua adiknya duduk di dekat lilin atau sumber penerangan. Enggak berani ke mana-mana saking takut.
Pohon Pisang dan Sarang Kuntilanak
Karena takut pula, ia dan adik-adik tidur sambil bergandengan tangan saat mati lampu. Morgan Oey menjelaskan, bangunan rumahnya di kampung halaman memang tipe tempo dulu yakni memanjang ke belakang dengan lorong.
“Rumah orang zaman dulu kan memanjang ke belakang. Di satu sisi, enggak ada kejadian gimana-gimana sih. Anak kecil kalau nakal suka ditakut-takuti apalagi ada pemadaman bergilir,” Morgan Oey mengenang.
Anak kecil sering ditakut-takuti dengan mitos. Salah satu yang membekas di benak mantan member Smash yakni harus pulang ke rumah sebelum magrib. Kalau nekat main, akan diculik kuntilanak yang bersemayam di pohon pisang.
“(Graa-gara itu) sampai sekarang aku juga percaya bahwa pohon pisang itu sarangnya Kuntilanak. Kalau lewat pohon pisang, otomatis gue menjaga sikap atau enggak mau terlalu memperhatikan ke arah (pohon) itu,” pungkasnya.