Waspada Saraf Kejepit, Gejalanya Tak Selalu Langsung Terasa

1 month ago 38
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Saraf kejepit bisa terjadi pada siapa saja, tanpa pandang usia maupun profesi. Baik ibu rumah tangga, pekerja kantoran, atlet, hingga mereka yang sehari-hari hanya aktif scrolling media sosial pun punya risiko. Ini karena saraf kejepit tidak muncul tiba-tiba, dan sering kali terkait dengan kebiasaan serta riwayat benturan yang dianggap sepele.

“Saraf terjepit tidak akan terjadi kalau tidak ada perubahan struktur tulang. Harus terjadi penyempitan dulu pada ruas tulang belakang,” jelas dr. Irca Ahyar Sp.N, DFIDN dari DRI Clinic, dikutip dari keterangan tertulis Senin (2/6).

Tak Terjadi dalam Semalam

Menurut dr. Irca, ada dua penyebab saraf kejepit yang utama: trauma mendadak dan proses jangka panjang.

Trauma bisa berasal dari benturan akibat kecelakaan atau aktivitas berat seperti olahraga high impact. Misalnya saat jatuh terduduk atau salah angkat beban berat.

“Perubahan struktur tulangnya memang benar-benar baru terjadi. Contohnya, kita mengangkat beban berat tapi otot tidak siap, atau posisi tubuhnya salah,” jelasnya.

Namun, tak semua kasus muncul mendadak. Banyak orang yang baru menyadari gejala saraf kejepit saat dewasa, padahal pergeseran tulang mungkin sudah terjadi sejak masa kecil karena jatuh dari pohon atau tangga.

“Saat dewasa dan mengangkat beban, bisa tiba-tiba terasa nyeri di pinggang sampai bokong. Saat dicek X-ray, ternyata itu akibat benturan lama yang baru ‘aktif’ sekarang,” lanjut dr. Irca.

Duduk Lama Bisa Picu Risiko?

Duduk terlalu lama atau kebiasaan bermain ponsel sambil tengkurap memang tidak langsung menyebabkan saraf kejepit. Tapi jika dilakukan terus-menerus selama berbulan-bulan, apalagi dengan postur tubuh yang salah, maka struktur tulang bisa berubah perlahan.

“Jika sebelumnya ada riwayat benturan, posisi duduk yang salah secara konsisten bisa mempersempit celah antar tulang,” ujar dr. Irca.

Ia juga menyoroti pentingnya mengetahui riwayat keluarga, karena skoliosis sebagai kelainan tulang belakang genetik juga bisa meningkatkan risiko tanpa disadari.

Gejala Awal: Jangan Anggap Remeh Pegal

Gejala saraf kejepit bisa bervariasi, mulai dari pegal, nyeri, kesemutan, mati rasa, hingga sensasi seperti tersetrum. Yang membedakan dengan pegal biasa adalah konsistensinya.

“Pegal biasa bisa hilang setelah dipijat atau istirahat. Tapi pegal karena saraf terjepit cenderung muncul di area yang sama secara terus-menerus,” tegas dr. Irca.

Ia menambahkan, banyak orang mengabaikan gejala ringan ini karena dianggap tidak serius. Padahal, nyeri yang muncul terus-menerus di area tertentu bisa jadi tanda awal adanya penjepitan saraf.

Risiko Lumpuh Lokal

Saraf di sepanjang tulang belakang bertanggung jawab atas gerakan tubuh, mulai dari leher hingga kaki. Maka, jika saraf tersebut terjepit dan tidak ditangani, bisa berujung pada kerusakan saraf, bahkan kelumpuhan lokal.

“Saraf punya dua tugas: menggerakkan otot dan mengatur raba rasa. Kalau saraf rusak, kita bisa tidak merasakan luka, bahkan saat tertusuk benda tajam,” jelasnya.

Contohnya, jika saraf L3 (yang mengatur paha) terjepit, maka otot paha bisa mengecil dan fungsinya menurun drastis. Jika dibiarkan, kelumpuhan bisa terjadi di area yang digerakkan oleh saraf tersebut.

Proses Pemulihan Tidak Instan

Berbeda dengan luka di kulit, saraf butuh waktu lama untuk pulih. Tapi, bukan berarti tak bisa disembuhkan. Pada kondisi ringan, cukup dengan stretching dan terapi otot. Namun untuk kasus yang lebih berat, proses terapi bisa panjang dan bertahap.

“Kami tidak hanya menghilangkan nyeri, tapi memperbaiki sumber masalahnya. Kalau jarak antar tulang sudah kembali normal, maka nyeri akan hilang,” ungkap dr. Irca.

Sayangnya, banyak pasien berhenti terapi setelah gejala membaik sedikit. Padahal, struktur tulang perlu diperbaiki hingga tuntas agar keluhan tak datang kembali.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article