Liputan6.com, Jakarta Minum kopi setiap pagi merupakan ritual wajib bagi banyak orang. Namun, tanpa disadari, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi kebiasaan yang tak bisa ditinggalkan. Kondisi ini disebut ketergantungan dan tentunya akan berdampak buruk terhadap kesehatan para penikmatnya.
Kafein yang terkandung dalam kopi memang memiliki sifat stimulan yang bisa meningkatkan daya fokus dan mengobati rasa kantuk. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, tubuh bisa mengalami ketergantungan fisik dan psikologis. Bahkan, dalam kondisi tertentu, efeknya bisa serupa dengan adiksi terhadap obat-obatan.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat kopi begitu adiktif bagi para penikmatnya? Kemudian, bagaimana efeknya terhadap kesehatan jangka panjang? Untuk menjawab itu semua, Liputan6 mencoba membahas penyebab kopi bikin candu mulai dari gejala, dampak bagi tubuh, hingga tips aman agar tetap bisa menikmati kopi tanpa risiko berlebihan. Simak informasinya, dirangkum untuk Anda yang saat ini kesulitan untuk mengurangi daya konsumsi kopi, Jumat (1/8).
1. Apa Itu Kecanduan Kopi dan Bagaimana Gejalanya?
Kecanduan kopi adalah kondisi ketika tubuh mulai bergantung pada kafein untuk bisa berfungsi secara normal. Kafein bekerja dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat dan menekan hormon adenosin yang membuat kita mengantuk. Menurut dr. Riza Marlina dari laman kesehatan Alodokter, jika dilakukan terus-menerus, otak akan menyesuaikan diri dan menciptakan toleransi. Kemudian, saat kelaziman ini terputus, tubuh akan mulai merasakan dampaknya.
"Efek ini terjadi akibat kandungan kafein di dalam kopi yang di mana kafein ini besifat stimulan dan dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat termasuk meningkatkan detak jantung serta tekanan darah yang bisa menyebabkan perasan cemas dan gelisah kondisi ini bisa terjadi pada orang yang sensitif terhadap kafein atau konsumsi secara berlebihan," kata dr. Riza, dikutip Liputan6.
Secara lengkap, gejala kecanduan tersebut akan dirasakan para penikmatnya dan menimbulkan efek berikut:
- Sakit kepala
- Mudah marah
- Gelisah atau gugup
- Lesu
- Sulit konsentrasi
- Gangguan tidur
- Detak jantung meningkat
2. Mengapa Kopi Menyebabkan Kecanduan?
Merujuk studi berjudul The Role and Regulation of Adenosine in the Central Nervous System yang dimuat di laman psikologi.uma.ac.id, kandungan utama yang menyebabkan kecanduan terhadap kopi adalah kafein. Struktur kimia kafein menyerupai adenosin, zat alami yang memberi dampak relaksasi terhadap rasa lelah.
Ketika kafein masuk, ia mengambil alih reseptor mencegahnya bekerja dan meningkatkan produksi dopamin, zat kimia otak yang membuat kita merasa senang. Inilah alasan mengapa minum kopi terasa seperti “menambah semangat”, sama seperti candu lainnya.
Dari sini, manusia akan merasa ketagihan dan secara psikologis, para penikmatnya akan terus mencari kopi untuk membantunya tetap produktif dan menjalani aktivitas yang berat. Jika kondisi ini terjadi, inilah titik awal ketergantungan terhadap kopi.
3. Efek Buruk Berlebihan Mengkonsumsi Kopi
Minum kopi dalam jumlah moderat bisa bermanfaat. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, kopi justru bisa membawa sederet dampak negatif, di antaranya:
- Gangguan tidur: Kafein menghambat siklus tidur alami, memicu insomnia atau tidur tidak nyenyak.
- Kecemasan: Konsumsi kafein tinggi meningkatkan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
- Masalah pencernaan: Dapat memicu asam lambung, maag, atau diare.
- Tekanan darah tinggi: Kafein menyempitkan pembuluh darah sementara, yang bisa meningkatkan tekanan darah.
- Dehidrasi: Sebagai diuretik, kafein membuat tubuh membuang lebih banyak cairan.
- Tremor atau detak jantung cepat: Terjadi akibat stimulasi berlebih pada sistem saraf.
Efek ini bisa semakin parah jika kopi dikonsumsi lebih dari 400 mg kafein per hari (sekitar 4 cangkir kopi). Sebagaimana dimuat dalam jurnal berjudul "Pola Konsumsi Kopi dan Efek Samping Minuman Mengandung Kafein Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana" oleh Laveina dan Artini dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, efek buruk mengkonsumsi kopi berlebihan salah satunya adalah masalah pada pencernaan (sering kencing).
"Peningkatan frekuensi urinasimerupakan efek terbanyak ketiga yang dilaporkan pada penelitian ini disebabkan oleh peningkatan tekanandan instabilitas otot detrusor pada kandung kemih akibat kafein. Selain itu, adenosin menghambat sekresi asam lambung sehingga konsumsi kafein dapat menyebabkan nyeri ulu hati, mual dan muntah. Efek sampinglain yang dilaporkan meliputi tremor, nyeri kepala, anxietas, peningkatan frekuensi defekasi, peningkatan mood dan energi, serta rasa tidak nyaman diperut," tulis studi tersebut.
4. Cara Mengatasi Kecanduan Kopi
Jika Anda merasa kecanduan kopi, tidak disarankan untuk langsung berhenti total (cold turkey), karena bisa memperburuk gejala withdrawal. Berikut cara mengatasinya secara bertahap:
- Kurangi perlahan: Turunkan jumlah gelas kopi per hari sedikit demi sedikit.
- Ganti dengan minuman lain: Coba teh herbal, air lemon, atau infused water untuk mengurangi ketergantungan.
- Tidur cukup: Kekurangan tidur adalah alasan umum orang mengandalkan kopi.
- Olahraga rutin: Aktivitas fisik meningkatkan dopamin secara alami.
- Dukungan sosial: Minta bantuan teman atau keluarga untuk memotivasi proses detoks kafein.
Jika setelah beberapa minggu gejala tidak kunjung membaik, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog atau dokter spesialis.
5. Bagaimana Mengkonsumsi Kopi yang Ideal dan Tidak Berlebihan?
Agar tetap bisa menikmati kopi tanpa tergelincir ke arah ketergantungan, penting untuk mengatur pola konsumsi berdasarkan anjuran dari Lembaga Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan masyarakat Food and Drug Administration (FDA):
- Batas maksimal: 400 mg kafein per hari untuk orang dewasa sehat (sekitar 4 cangkir kopi).
- Waktu terbaik: Hindari minum kopi setelah pukul 14.00 untuk menjaga kualitas tidur.
- Jenis kopi: Pilih kopi hitam tanpa gula atau susu berlebih. Hindari kopi instan manis.
- Perhatikan asupan lain: Jangan lupakan kafein dari teh, soda, atau cokelat yang turut menambah dosis harian.
- Hari tanpa kopi: Sediakan minimal satu hari dalam...