Liputan6.com, Jakarta Kreator konten asal Kalimantan Timur, Dian Rana, makin diperhitungkan dalam pusaran narasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dikenal luas karena konsisten mendokumentasikan tiap denyut pembangunan IKN sejak awal, Dian Rana baru-baru ini mencapai milestone penting. Ia mewawancara eksklusif Prof. (HC) Dr. Bambang Susantono, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Otorita IKN, Jumat, 1 Agustus 2025.
Pertemuan ini bukan sekadar obrolan santai, melainkan wawancara eksklusif yang mempertemukan dua perspektif krusial: suara dari lapangan dan pandangan akademis dari pakar pembangunan kota. Dian Rana sebagai pewawancara langsung menyuarakan hati masyarakat kepada salah satu tokoh kunci di balik proyek IKN yang kerap jadi pusat perhatian publik.
Bambang Susantono, yang kini menjabat sebagai Kepala Institut Pembangunan Kota dan Daerah Asia Pasifik (CLGI), hadir di IKN dalam kapasitas sebagai pembicara dalam Congress of Indonesian Diaspora ke-8.
Sebelum naik podium, ia secara khusus menyempatkan waktu untuk berbincang dengan Dian Rana —yang gigih merekam denyut kehidupan IKN dari hari ke hari. "Ini bukan sekadar konten. Ini adalah jembatan. Saya hanya mencoba menyampaikan apa yang sering tidak terdengar," kata Dian Rana usai wawancara, menegaskan misinya.
Menjadi Jembatan Suara dari Lapangan
Dian Rana lama dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah mendokumentasikan detail pembangunan IKN. Sejak awal proyek ini digulirkan, kamera Dian Rana setia mengabadikan perubahan, kemajuan, hingga tantangan di lapangan. Konsistensi membuatnya jadi salah satu sumber informasi primer bagi masyarakat yang ingin tahu perkembangan IKN dari sudut pandang yang lebih dekat dan autentik.
Keputusannya mengambil peran sebagai pewawancara dalam pertemuan dengan Bambang Susantono menunjukkan evolusi peran dari sekadar pendokumentasi menjadi penyampai aspirasi. Tak hanya merekam, Dian Rana berupaya menjembatani kesenjangan informasi antara pihak berwenang dan masyarakat yang akan menjadi penghuni atau terdampak langsung pembangunan IKN.
Ini sebuah langkah progresif dalam dunia kreator konten, di mana mereka tidak hanya menghibur atau menginformasikan, tapi juga memberdayakan suara publik. Melalui wawancara ini, Dian Rana ingin memastikan perspektif dan harapan masyarakat, terutama yang berada di sekitar IKN, dapat tersampaikan langsung kepada pihak berwenang.
Ini selaras dengan pernyataan Dian bahwa ia "hanya mencoba menyampaikan apa yang sering tidak terdengar," misi mulia yang kini ia emban dengan platform sebagai kreator konten. Perannya ini menegaskan bahwa medsos dapat menjadi alat ampuh untuk diplomasi publik dan partisipasi warga.
IKN sebagai Kota Berpusat pada Masyarakat
Dalam perbincangan eksklusif dengan Dian Rana, Bambang Susantono menekankan poin krusial mengenai visi pembangunan IKN. Ia menggarisbawahi pentingnya pembangunan yang tidak hanya berfokus pada aspek fisik dan infrastruktur, tapi juga harus secara mendalam menyentuh aspek sosial dan manusia. Pandangan ini menunjukkan, IKN diproyeksikan tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tapi juga komunitas yang hidup dan berdaya.
Mantan Kepala Otorita IKN tersebut spesifik menyebut keterlibatan masyarakat sebagai kunci utama agar IKN dapat menjadi kota yang benar-benar hidup dan berkelanjutan. Ini visi yang menempatkan warga sebagai subjek utama pembangunan, bukan hanya objek.
Pendekatan ini relevan dengan konsep "kota pintar" yang sering dibicarakan, di mana teknologi dan infrastruktur harus mendukung kualitas hidup dan partisipasi aktif penghuninya. “Partisipasi masyarakat, bagaimana masyarakat bisa menyuarakan isi hatinya, harapannya, dan bagaimana masyarakat ini harus menjadi inti dari semua kegiatan yang ada. Jadi istilahnya people-centered city,” ujar Bambang Susantono.
Dari Konten Kreator Menuju Bagian dari Narasi Nasional
Dian Rana tidak hanya mendengarkan; ia juga aktif menggali informasi penting selama wawancara, mengarahkan pembahasan ke isu-isu yang selama ini kurang tersorot media mainstream. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendalam seputar layanan dasar di Kecamatan Sepaku, visi IKN sebagai kota inklusif, dan identitas sejati siapa yang akan menjadi penggerak utama pembangunan IKN.
Pendekatan ini menunjukkan kepiawaian Dian Rana dalam memahami denyut nadi masyarakat. Di tengah perbincangan yang serius tersebut, ia sempat mengenang satu momen istimewa yang menghubungkannya secara personal dengan Bambang Susantono.
Momen tersebut saat ia diundang menghadiri acara pengukuhan Prof. Bambang sebagai guru besar di Universitas Diponegoro pada 9 Desember 2023. Ini menunjukkan adanya hubungan yang telah terjalin dan pengakuan awal terhadap peran Dian Rana dari pihak Bambang Susantono.
“Saya merasa perlu menghadirkan perwakilan masyarakat dalam acara tersebut,” ucap Bambang Susantono, yang mengindikasikan kehadirannya di acara pengukuhan guru besar adalah bentuk dari representasi masyarakat.
Pertemuan eksklusif di IKN ini akhirnya menjadi semacam validasi penting atas konsistensi dan dedikasi Dian Rana selama ini. Dari seorang kreator konten yang berdedikasi, ia kini mulai diakui sebagai bagian integral dari narasi besar pembangunan IKN.