Liputan6.com, Jakarta Sarwendah mengenang ayah tercinta, Hendrik Lo, lewat pesan dan kenangan manis yang ditinggalkannya. Meski mendiang bukan tipe yang gemar memberi pesan, namun perhatian yang diberikan sederhana sekaligus membekas.
Sarwendah mengungkapkan bahwa komunikasi terakhirnya dengan Hendrik Lo dipenuhi pertanyaan-pertanyaan ringan yang menunjukkan kepedulian. Almarhum selalu memastikan kondisi putrinya baik dan bahagia.
"Enggak ada pesan terakhir. Tiap kali ketemu aku, paling dia selalu bilang, 'Jangan capai-capai. Mau makan apa?' Terus, 'Kamu jangan sedihlah. Kalau kamu sedih, gue ikut sedih. Kamu harus bahagia'," ungkap Sarwendah di Rumah Duka Grand Heaven, Jakarta Utara, Rabu (23/7/2025).
"Tiap kali kalau ngomong sama aku, 'Mau makan apa?', 'Jangan kecapaian', dia kirimi aku makanan buat sehat, kesehatan. Selalu pesannya harus bahagia," ia menyambung.
Momen Bersama Ayah
Menurut Sarwendah, terlalu banyak momen berkesan dengan mendiang ayahnya, yang tidak mungkin diceritakan satu per satu. Setiap momen yang dilalui bersama almarhum adalah kenangan yang tak ternilai harganya.
"Banyaklah, enggak bisa dibilang momen apa, banyak," aku Sarwendah.
Sudah Pesan Kapal
Setelah prosesi kremasi dilaksanakan, abu jenazah Hendrik Lo dilarung ke laut sebagai simbol melepas kembali ke alam. Sarwendah memastikan persiapan prosesi ini sudah rampung, termasuk menyewa kapal khusus.
"Sudah pesan kapal juga, kapal buat acara penaburan abu. Cuma kalau misalnya yang di kapal mungkin lebih intimate. Karena kapalnya juga cuma 70 orang, jadi sudah dibilang enggak bisa ikut semua. Keluarga saja kan keluarga besar. Jadi ada beberapa teman saja," jelasnya.
Pokoknya di Laut
Saat ditanya mengenai lokasi pelarungan, Sarwendah mengaku tidak mengetahui pasti titik koordinatnya. Ia hanya menegaskan prosesi tersebut akan dilaksanakan di laut lepas.
"Ya karena bisa dilarung di situ. Tapi di mananya enggak tahu, Pokoknya di laut. Kebetulan tim yang bantuin sama Jordi urus kapalnya," pungkas Sarwendah.