Liputan6.com, Jakarta - Puncak ibadah haji yang akan berlangsung di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) menjadi fase paling krusial bagi para jemaah. Mulai 4 Juni 2025, jemaah haji Indonesia secara bertahap akan digeser ke Arafah untuk menjalani wukuf, sebagai bagian inti dari rukun haji. Untuk itu, kesiapan layanan kesehatan menjadi prioritas utama agar ibadah berjalan aman dan lancar.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, menegaskan bahwa negara harus hadir secara nyata dalam menjamin kesehatan jemaah selama prosesi ibadah di Armuzna. Dalam Pertemuan Sosialisasi Persiapan Kesehatan Haji secara daring, Selasa (3/6), ia menyebutkan kesiapan personel dan logistik kesehatan sudah dilakukan secara menyeluruh.
“Kehadiran negara dalam memberikan pelayanan kesehatan haji kepada jemaah adalah kewajiban. Kami telah menyiapkan 192 orang PPIH Bidang Kesehatan, 1.044 orang Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK), 14 ambulans terlisensi dengan dua sopir, empat bus untuk safari wukuf, serta obat-obatan dan perbekalan kesehatan,” jelas Liliek.
Logistik obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) juga telah didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji selama berada di Armuzna. Distribusi mencakup tiga area utama:
- Perbekalan untuk kloter selama di Armuzna
- Obat dan logistik untuk Arafah, Muzdalifah, dan Mina
- Stok untuk bus safari wukuf
“Hari ini, Selasa (3/6), obat dan perbekkes mulai didistribusikan ke Arafah dan Mina,” imbuh Liliek, dikutip dari laman Sehat Negeriku, Kementerian Kesehatan RI.
Layanan Kesehatan di Tengah Kepadatan Jemaah
Tingginya kepadatan jemaah di tenda-tenda Armuzna menjadi tantangan tersendiri. Menurut dr. Mohammad Imran, MKM, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, berbagai layanan telah disiapkan di titik-titik strategis. Mulai dari konsultasi medis dengan dokter umum dan spesialis, penyediaan obat-obatan, fasilitas rujukan, ambulans, hingga sistem pendataan berbasis Siskohatkes.
Namun, ia mengingatkan bahwa kondisi padat dan minim ventilasi bisa meningkatkan risiko penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
“Begitu banyaknya jemaah di dalam tenda terasa sesak, padat, dan tidur dengan kasur di bawah serta dekat dengan faktor risiko debu untuk penyakit ISPA. Maka tolong petugas mengingatkan jemaah untuk menggunakan masker meski di dalam tenda,” pesan Imran.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada jemaah agar tidak memaksakan diri saat melaksanakan ibadah di luar rukun utama haji.
“Haji itu adalah saat di Arafah dan sudah sah dalam rukunnya. Jangan memaksakan diri, karena selama melempar jumrah tidak ada klinik, tidak ada tempat istirahat. Tetap berada di Jamarat saat 10 Dzulhijjah,” tegasnya.
Peran Petugas Kesehatan di Tanah Suci
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen SDM Kesehatan yang juga Ketua Tim Asistensi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan dr. Yuli Farianti, M.Epid menyoroti pentingnya kesiapan fisik dan mental para petugas. Ia mengimbau agar petugas tetap menjaga pola makan dan minum, serta terus aktif memberikan edukasi kepada jemaah, terutama lansia.
“Lakukan komunikasi dan lead dengan baik dari PJ yang ditunjuk oleh PPIH Kesehatan ke delapan syarikah. Untuk para TKHK, apabila ada keadaan yang tidak bisa ditangani sendiri, kontak tim terdekat dan konsultasikan dengan PJ. Terus edukasikan kepada jemaah lansia: lebih baik beribadah di dalam tenda,” pesannya.
Tantangan di Lapangan
Yuli juga mengungkapkan adanya tantangan ketimpangan beban kerja tenaga medis yang tersebar di delapan syarikah penyelenggara akomodasi dan transportasi jemaah di Armuzna. Syarikah tersebut antara lain Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.
“Contohnya, ada salah satu syarikah yang hanya memiliki satu dokter yang harus menangani 800 jemaah. Ada juga tempat lain yang jumlah dokternya banyak, dengan perbandingan 1:200 jemaah. Kita harus berkolaborasi satu sama lain. PPIH Kesehatan akan mengisi kekosongan yang ada di kloter masing-masing,” jelas Yuli.
Dengan sistem koordinasi yang matang, distribusi logistik yang tepat waktu, serta kolaborasi antartim medis, layanan kesehatan haji Indonesia di Armuzna diharapkan mampu memberikan perlindungan optimal bagi para jemaah selama menjalani rangkaian ibadah puncak haji.
Penting, Kehadiran Sosok Ayah yang Hangat Dalam Keluarga Lindungi Anak dari Jerat Narkoba