Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang merasa cemas saat menemukan helaian rambut berserakan di lantai kamar mandi, tempat tidur, atau tersangkut di sisir. Meski kerontokan dalam jumlah kecil adalah hal wajar sebagai bagian dari siklus pertumbuhan rambut, kamu perlu waspada jika jumlahnya melebihi batas normal.
Menurut Dokter Spesialis Kulit sekaligus Profesor Klinis dari Yale School of Medicine, Dr. Mona Gohara, seseorang rata-rata kehilangan 50 s.d 100 helai rambut setiap hari. Namun, bila rambut rontok terjadi secara terus-menerus dalam jumlah yang lebih banyak, ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Jika kamu merasa kerontokan rambut mulai tidak biasa, sebaiknya segera konsultasi ke dokter umum atau dokter kulit. Pemeriksaan laboratorium bisa membantu mencari tahu penyebabnya.
Dilansir dari Prevention, kerontokan berlebih bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin, gangguan autoimun, atau perubahan hormon seperti menjelang masa menopause.
Selain faktor medis, gaya hidup juga berperan penting dalam menjaga kesehatan rambut. Berikut tiga kebiasaan yang sering tanpa disadari menjadi penyebab rambut rontok:
1. Stres Berlebihan
Saat tubuh dalam kondisi stres, aliran darah ke kulit kepala meningkat dan merangsang produksi hormon kortisol. Hormon ini dapat mengganggu kesehatan folikel rambut, mempercepat kerontokan, serta mengganggu siklus pertumbuhan rambut.
"Setiap kali saya menangani pasien dengan masalah rambut rontok, saya selalu menanyakan tingkat stres yang mereka alami," ujar Dr. Gohara.
Kondisi emosional seperti kehilangan orang terdekat atau pekerjaan juga dapat membuat lebih banyak rambut memasuki fase rontok (telogen) dibandingkan fase tumbuh (anagen).
Untungnya, kerontokan akibat stres bersifat sementara dan bisa dicegah dengan manajemen stres seperti olahraga ringan, meditasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan.
2. Cara Menata Rambut yang Salah
Gaya rambut yang terlalu ketat seperti kuncir kuda, kepang, atau sanggul bisa menyebabkan traction alopecia, yaitu kerontokan akibat tarikan berulang pada rambut.
Penggunaan alat panas seperti hair dryer dan catokan secara berlebihan, serta perawatan kimia seperti pewarna dan pelurus rambut, juga dapat merusak batang rambut, membuatnya rapuh dan mudah patah.
Solusinya, pilih gaya rambut yang lebih longgar, batasi penggunaan alat dan bahan kimia, serta gunakan produk perawatan yang lembut, bebas sulfat dan alkohol. Jangan lupa, kulit kepala yang sehat adalah kunci rambut yang kuat.
3. Pola Makan Tidak Seimbang
Diet ekstrem atau pola makan yang menghilangkan jenis makanan tertentu bisa memicu telogen effluvium, yakni kondisi ketika rambut rontok lebih cepat dari pertumbuhannya.
Kekurangan nutrisi seperti vitamin D, zat besi, folat, dan vitamin B12 juga mempercepat kerontokan. "Tes darah bisa membantu mendeteksi kekurangan nutrisi yang mungkin terjadi," kata Dr. Gohara.
Untuk mendukung pertumbuhan rambut yang sehat, pastikan kamu mengonsumsi protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Nutrisi seperti omega-3, biotin, serta vitamin C dan E terbukti membantu memperkuat akar rambut dan menjaga kesehatan kulit kepala.
Isi piringmu dengan makanan bergizi seimbang, yaitu sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, serta sumber protein dari hewani maupun nabati. Rambut sehat dimulai dari apa yang kamu makan setiap hari.