Liputan6.com, Jakarta - Jus jambu biji merah selama ini dipercaya sebagai minuman penambah trombosit untuk pasien demam berdarah dengue (DBD). Namun, kepercayaan ini belum terbukti secara ilmiah.
Alih-alih fokus pada jus jambu, orang tua perlu mengetahui cara aman dan tepat menangani dengue pada anak.
Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak FKUI-RSCM, Dr. dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc, PhD menegaskan bahwa belum ada bukti ilmiah yang membenarkan manfaat jus jambu dalam menaikkan kadar trombosit pasien dengue.
"Jadi, saat ini belum ada kajian secara ilmiah yang terbukti bahwa jus jambu itu menaikkan trombosit," ujar dr. Mulya dalam sebuah webinar seperti dikutip dari Antara pada Kamis, 5 Juni 2025.
Dia menambahkan, jika memang jus jambu terbukti efektif, tentu terapi pasien DBD sejak dulu sudah mencantumkan jus jambu sebagai bagian dari pengobatan standar.
"Tapi saat ini sih tetap tidak terbukti, jadi buah apapun boleh silakan yang dia suka ya," ujarnya.
Boleh Minum Jus Jambu Tapi Bukan Keharusan
Kendati jus jambu belum terbukti bermanfaat secara medis, asupan cairan tetap menjadi kunci penting dalam penanganan dengue.
Anak yang terinfeksi dengue harus tetap terhidrasi agar tidak mengalami syok hipovolemik, yaitu kondisi ketika volume cairan dalam tubuh menurun drastis.
"Pemberian cairan sesering mungkin mampu mencegah syok hipovolemik pada pasien karena dianggap sebagai fase kritis," kata dr. Mulya.
Orang tua dianjurkan memberikan cairan yang disukai anak, baik dalam bentuk air putih, jus buah favorit (bukan harus jambu), atau makanan berkuah.
Namun, jika anak tidak menyukai jus jambu, jangan dipaksakan. "Bila dipaksakan, anak bisa saja muntah-muntah, maka hal ini bisa menyebabkan cairan elektrolit tubuh semakin berkurang," tambahnya.
Waspadai Demam Hari Ketiga
Salah satu ciri penting yang harus diwaspadai orang tua adalah demam hari ketiga pada anak.
Bila demam tak kunjung membaik dalam dua hingga tiga hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Pemeriksaan lebih lanjut seperti laboratorium, foto paru, atau USG mungkin dibutuhkan.
"Yang paling bisa sampai mengalami syok hipovolemik sampai meninggal adalah virus dengue ini yang kalau infeksi dalam waktu satu minggu ini bisa kadang-kadang (ditandai) pasien datang pada demam dua sampai tiga hari tidak membaik," kata dr. Mulya.
Dia mengingatkan bahwa demam tinggi yang tidak mereda juga dapat menyebabkan kejang pada anak.
Orang tua harus memperhatikan perubahan kondisi anak seperti menjadi lesu, tidur terus-menerus, atau tidak aktif bermain. Ini bisa menjadi tanda dehidrasi yang serius.
Kompres Air Hangat untuk Turunkan Demam
Untuk membantu menurunkan demam anak, dr. Mulya menyarankan agar orang tua mengompres anak dengan air hangat, bukan air dingin, dan bukan di jidat.
Area yang disarankan adalah bagian lipatan tubuh seperti ketiak atau daerah dengan pembuluh darah besar.
"Ibunya kompres 10-15 menit saja dengan air hangat. Itu cepat sekali turun ya. Kompres lagi ya kadang bisa sambil duduk kalau anak sudah besar sekitar dua hingga tiga tahun," katanya.
Kompres air hangat ini tak hanya membantu menurunkan suhu tubuh anak, tetapi juga efektif untuk mencegah kejang demam.
Virus dengue tidak bisa dianggap remeh. Penanganan cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Mengandalkan jus jambu saja bukanlah solusi medis yang dianjurkan.