Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Idul Adha identik dengan daging kurban. Stok daging di rumah seakan tak ada habisnya. Daging kurban diolah menjadi berbagai sajian seperti sate, gulai, tongseng hingga rendang. Dalam beberapa hari berturut-turut, menu berbahan dasar daging menjadi hidangan sehari-hari. Tapi, seberapa banyak sebenarnya daging kurban boleh dikonsumsi dalam sehari? Dan apa saja kandungan nutrisi yang bisa didapat dari daging kurban?
Ahli gizi dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Asri Arumawati mengungkap, daging kurban--baik sapi maupun kambing--merupakan sumber nutrisi penting yang diperlukan tubuh.
“Daging kurban ini mengandung protein, lemak, asam lemak, zinc, vitamin B12, fosfor, kalium. Semuanya sangat dibutuhkan oleh tubuh kita,” ujar Asri dalam Talkshow Keluarga Sehat Kementerian Kesehatan, dikutip Kamis (5/6) .
“Daging juga mengandung zat besi, selenium, fosfor, yang baik untuk tulang dan gigi, dan zat besi itu bisa mencegah anemia," imbuhnya.
Dengan kandungan yang begitu lengkap, tidak heran bila daging kurban disebut-sebut sebagai sumber nutrisi padat gizi. Sayangnya, banyak orang tergoda untuk mengonsumsinya secara berlebihan, apalagi saat stok daging melimpah di momen Idul Adha.
Ada Batasan, Meski Kaya Gizi
Asri menegaskan bahwa ada batas aman dalam konsumsi daging kurban.
“Untuk konsumsi daging kurban ini sendiri, kita tidak boleh lebih dari dua porsi sebenarnya, ya. Satu porsinya sekitar 60 sampai 70 gram,” jelasnya.
Artinya, dalam sehari, konsumsi daging idealnya hanya sekitar 130 gram, dan cukup dikonsumsi 3–4 kali seminggu atau sekitar 700 gram per minggu.
Sayangnya, menurut Asri, budaya masyarakat Indonesia saat Idul Adha sering kali tidak sesuai dengan anjuran ini.
“Biasanya mengolahnya langsung dalam jumlah banyak, hari pertama dimasak, dihangatkan lagi hari kedua, dan seterusnya sampai habis,” katanya.
Porsi makan pun sering kali melebihi anjuran.
“Satu hari bisa tiga sampai empat porsi, yang sebenarnya itu sangat berlebih,” tambahnya.