Liputan6.com, Jakarta Menopause merupakan fase alami dalam kehidupan seorang perempuan yang menandai berakhirnya siklus menstruasi secara permanen. Proses ini biasanya terjadi pada usia 45 hingga 55 tahun, meskipun bisa saja datang lebih awal atau lebih lambat. Menurut laman National Health Service (NHS), menopause disebabkan oleh penurunan kadar hormon reproduksi, terutama estrogen, yang mengakibatkan berbagai perubahan fisik dan emosional.
Masa transisi menuju menopause dikenal sebagai perimenopause, di mana perempuan mulai mengalami gejala namun masih mengalami menstruasi, meskipun tidak teratur. Proses ini bisa berlangsung beberapa tahun sebelum menstruasi benar-benar berhenti. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup, termasuk hubungan sosial dan pekerjaan, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mencari penanganan yang tepat.
Dengan memahami perubahan yang terjadi selama masa menopause, perempuan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga keseimbangan fisik dan emosional. Liputan6.com akan mengulas berbagai tanda-tanda menopause dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapinya, Kamis (31/7/2025).
1. Perubahan Pola Menstruasi
Perimenopause ditandai oleh perubahan dalam pola menstruasi, seperti menjadi lebih jarang, lebih banyak, atau tidak teratur. Siklus bisa lebih pendek atau lebih panjang, dan lama serta volume perdarahan pun bisa berubah.
2. Hot Flashes dan Night Sweats
Hot flashes atau rasa panas tiba-tiba di wajah, leher, dan dada merupakan gejala paling umum menopause. Gejala ini bisa berlangsung beberapa menit dan disertai keringat berlebih atau menggigil. Night sweats atau keringat malam juga kerap menyebabkan gangguan tidur.
3. Gangguan Tidur
Kesulitan tidur bisa terjadi akibat hot flashes atau perubahan hormon. Banyak perempuan mengalami insomnia, sering terbangun di malam hari, atau merasa lelah meskipun sudah tidur cukup lama.
4. Perubahan Mood dan Kesehatan Mental
Menopause dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kecemasan, depresi ringan, dan penurunan kepercayaan diri. Brain fog atau kesulitan berkonsentrasi juga umum terjadi. Menurut laman womenshealth.gov, dua pertiga perempuan mengalami masalah memori selama perimenopause.
5. Perubahan Fisik
Gejala fisik lain termasuk nyeri sendi dan otot, sakit kepala, perubahan bentuk tubuh, kenaikan berat badan, dan perubahan pada kulit (kering, gatal).
6. Masalah pada Organ Reproduksi
Menurunnya kadar estrogen bisa menyebabkan vagina menjadi kering, gatal, atau nyeri saat berhubungan seksual. Risiko infeksi saluran kemih dan iritasi juga meningkat.
7. Masalah Saluran Kemih
Gejala lain mencakup urgensi buang air kecil, nyeri saat berkemih, dan inkontinensia urin.
8. Penurunan Libido
Banyak perempuan mengalami penurunan gairah seksual, baik akibat perubahan hormonal, kelelahan, maupun masalah emosional.
Cara Menghadapi Menopause
Menghadapi menopause memerlukan pendekatan holistik, meliputi gaya hidup sehat, dukungan emosional, dan terapi medis jika diperlukan.
1. Menjaga Gaya Hidup Sehat
Menurut NHS, gaya hidup sehat sangat membantu mengurangi gejala menopause:
- Olahraga secara rutin, termasuk latihan beban dan aktivitas yang mendukung kesehatan tulang.
- Pola makan seimbang, kaya kalsium (susu, yogurt, kale) dan vitamin D.
- Berhenti merokok dan membatasi alkohol.
- Tidur cukup dan menjaga rutinitas tidur yang konsisten.
- Manajemen stres dengan yoga, meditasi, atau kegiatan relaksasi lain.
2. Terapi Hormon (HRT)
HRT (Hormone Replacement Therapy) merupakan terapi utama untuk mengatasi gejala berat menopause. HRT membantu menggantikan hormon estrogen dan progesteron yang menurun. Bentuk HRT meliputi:
- Patch kulit
- Gel atau spray
- Tablet oral
- Implan
Penggunaan HRT harus diawasi dokter karena memiliki risiko, meski kecil, seperti peningkatan risiko pembekuan darah dan kanker payudara. Kombinasi HRT (dengan progesteron) diperlukan jika masih memiliki rahim.
3. Terapi Non-Hormonal
Untuk perempuan yang tidak bisa menjalani HRT, ada pilihan lain seperti:
- Obat tekanan darah (clonidine)
- Obat epilepsi (gabapentin)
- Antidepresan (untuk mood dan hot flashes)
4. Pengobatan Lokal untuk Masalah Vagina
Untuk mengatasi kekeringan vagina, tersedia:
- Pelembab vagina (non-resep)
- Pelumas berbasis air untuk aktivitas seksual
- Estrogen lokal dalam bentuk krim, cincin, atau tablet vagina
5. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)
CBT bermanfaat untuk menangani:
- Perubahan suasana hati
- Kecemasan dan stres
- Gangguan tidur
- Gejala fisik seperti nyeri sendi
FAQ Seputar Menopause
1. Kapan saya tahu saya sudah menopause?
Jika Anda tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dan tidak disebabkan oleh kondisi lain, Anda kemungkinan telah mencapai menopause.
2. Apakah menopause bisa terjadi lebih awal?
Ya. Disebut menopause dini jika terjadi sebelum usia 45 tahun, dan menopause prematur jika sebelum usia 40. Bisa disebabkan faktor genetik, pengobatan kanker, atau pengangkatan ovarium.
3. Apakah saya masih perlu kontrasepsi saat perimenopause?
Ya. Perempuan tetap bisa hamil selama perimenopause. Kontrasepsi bisa dihentikan pada usia 55 tahun jika tidak mengalami menstruasi lebih dari 12 bulan.
4. Apakah menopause berdampak pada kesehatan tulang?
Ya. Penurunan estrogen dapat menyebabkan osteoporosis. Penting menjaga asupan kalsium, vitamin D, dan olahraga rutin.
5. Apakah menopause memengaruhi kehidupan seksual?
Bisa. Beberapa perempuan mengalami penurunan libido atau nyeri saat berhubungan seksual. Namun, pengobatan tersedia untuk membantu mengatasi kondisi ini.
Sumber Rujukan:
- National Health Service (NHS), Overview – Menopause dan Common symptoms of menopause and perimenopause – www.nhs.uk
- Office on Women’s Health, Menopause Symptoms and Relief – www.womenshealth.gov
- National Institute on Aging, Menopause – www.nia.nih.gov