Liputan6.com, Jakarta Penyakit hand foot mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang baru-baru ini mengalami kenaikan kasus di Malaysia dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- Demam;
- tenggorokan sakit;
- luka pada mulut;
- nafsu makan berkurang;
- batuk dan muntah;
- sakit perut;
- ada luka yang terlihat seperti melepuh di bagian lidah, gusi, dan dalam pipi;
- timbul ruam di bagian tubuh seperti telapak kaki, tangan, dan pantat.
Menurut dokter spesialis kebidanan kandungan/obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit EMC Tangerang, dr. Andika Sauw, Sp.OG F.MAS, gejala flu Singapura pada ibu hamil sama dengan pada pasien dewasa lainnya.
“Gejala flu Singapura atau HFMD di ibu hamil sama seperti penderita orang dewasa lainnya,” tulis Andika di laman EMC, dikutip Rabu (4/6/2025).
Dia menambahkan, walaupun sangat menular, penyakit flu Singapura dapat dicegah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ini adalah:
- Jaga kebersihan, cuci tangan setelah mengganti popok dan sebelum menyentuh area mata, hidung, dan mulut.
- Tidak menggunakan gelas, alat makan, pakaian, dan alat kebersihan bersama dengan orang lain.
- Hindari dan jauhi anak atau orang terdekat dari pengidap, terutama saat kehamilan.
- Pakai masker wajah, terutama jika Anda atau orang sekitar mengalami batuk dan flu.
- Jaga asupan cairan, dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi saat kehamilan.
- Minum air putih banyak, jus dingin, atau air kelapa untuk mencegah dehidrasi.
- Konsumsi makanan lunak atau dingin (misalnya bubur, yogurt dingin) jika mulut terasa sakit.
- Istirahat cukup, tubuh butuh istirahat agar sistem imun dapat melawan infeksi HFMD.
Penyakit flu singapura tengah merajalela. Di Depok, kasus flu singapura melonjak dalam 2 bulan terakhir.
Pengobatan Flu Singapura pada Ibu Hamil
Pengobatan penyakit flu Singapura (HFMD) pada ibu hamil tidak seperti pasien dewasa lain, lanjut Andika, karena konsumsi obat tertentu dapat berdampak pada kehamilan.
Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam 7-10 hari, tapi penanganan yang tepat diperlukan agar gejala bisa sembuh dengan cepat sekaligus menghindari komplikasi.
Andika menjelaskan, penyakit menular ini tidak berbahaya untuk ibu hamil, tapi tetap diperlukan penanganan yang tepat dan cepat. Pasalnya, flu Singapura menjadi lebih tinggi risikonya jika ibu hamil tertular virus saat mendekati waktu persalinan.
“Infeksi ini meningkatkan risiko kematian janin (stillbirth) atau bayi yang baru lahir menderita flu Singapura.”
“Jika Anda sedang hamil, jaga kesehatan Anda dan janin dengan melakukan pencegahan penyakit flu Singapura. Pantau gejala yang terjadi, istirahat yang cukup, dan jaga hidrasi,” sarannya.
Dia juga mengimbau ibu hamil untuk konsultasi ke dokter kandungan apabila mengalami flu Singapura (HFMD) menjelang persalinan, gejala tidak membaik, atau ketika gerakan janin berkurang. Hal ini dilakukan agar menghindari risiko komplikasi.
Mengenal Flu Singapura
Flu Singapura atau umumnya dikenal dengan HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh Coxsackievirus A16, Coxsackievirus A6, dan Enterovirus 71 (EV-A71) yang berasal dari kelompok virus Enterovirus.
Penyakit ini merupakan penyakit yang menular antar manusia. Setiap orang bisa tertular penyakit ini jika virus masuk ke mulut, hidung, dan mata. Flu Singapura bisa menyerang anak-anak, orang dewasa, dan ibu hamil.
Penyakit flu Singapura biasanya dialami oleh anak-anak berusia di bawah 5 tahun, tapi ibu hamil juga rentan terhadap penyakit ini.
Bagaimana Cara Penularan Flu Singapura?
Pasien bisa menularkan penyakit ini sebelum gejala muncul hingga beberapa minggu setelah pulih. Berikut cara penularan penyakit ini:
- Kontak Langsung dengan luka pasien flu Singapura.
- Terpapar cairan droplet ketika pasien flu atau batuk.
- Kontak dengan benda terkontaminasi virus seperti alat makan.
- Kontak dengan feses pasien, misalnya saat mengganti popok.
Belakangan, data dari Kementerian Kesehatan Malaysia menunjukkan kenaikan kasus HFMD atau flu Singapura selama 2025.
Hingga pekan epidemiologi ke-17, tercatat 99.601 kasus HFMD, meningkat 266 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat 27.236 kasus.