Liputan6.com, Jakarta - Terkait dugaan kasus keracunan makanan pada pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bogor, Jawa Barat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mempelajari lebih lanjut kejadian tersebut. Hal ini disampaikan Kepala BPOM Taruna Ikrar.
"Kita akan tetap backup, kalau terjadi itu (kasus keracunan) kita akan belajar dari kejadian itu dan kita cegah (agar tidak terulang)," kata Taruna Ikrar di Kantor PBNU di Jakarta, Rabu, dilansir ANTARA.
Taruna mengatakan, pihaknya akan mengawasi dan memperbaiki sistem dapur MBG yang terlibat dalam peristiwa luar biasa itu.
"Yang (peristiwa keracunan bakteri) salmonella kalau terjadi ini kita obati, kemudian kita belajar bagaimana dapurnya, nanti diperbaiki," ujar Kepala BPOM Taruna Ikrar.
Selain itu, pihaknya juga memperhatikan kualitas bahan makanan yang digunakan dalam penyelenggaraan MBG di lokasi mana pun.
"Dari bahan baku pasti kita (perhatikan). Badan Gizi melibatkan Badan POM dan kita akan terlibat secara utuh untuk itu," ungkap Taruna Ikrar.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) merespons kejadian ratusan pelajar di Bogor diduga mengalami keracunan karena menu MBG.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan gizi Nasional Tigor Pangaribuan mengatakan, timnya langsung mengambil Tindakan guna mengetahui penyebab kejadian dengan melakukan uji laboratorium, antara lain dengan bahan serta makanan yang dimasak.
MBG juga memberi teguran peringatan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan makanan tersebut.
BGN tetap akan bertanggung jawab dalam penanganan medis dan pembiayaan kepada para korban.
"BGN itu sangat ingin menjalankan makan bergizi ini dengan zero accident, dengan zero kasus keracunan, ini menjadi misi kami," ungkapnya.