
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa sampai dengan 5 April 2025 36.855 kasus dengue dilaporkan Incidance Rate/ R: 13,01 per 100.000 penduduk dan 173 kematian atau Case Fatalirty Rate/CFR: 0,47%. Penyebaran meliputi 445 kabupaten/kota di 34 provinsi dengan kematian terjadi di 94 kabupaten/kota di 24 provinsi.
Bila dibandingkan pada 2024 terdapat 257.271 kasus dengue yang dilaporkan (Incidence Rate/IR: 91,93/100.000 penduduk) dan 1.461 kematian atau Case Fatality Rate/CFR: 0,57%. Penyebaran meliputi 488 kabupaten/kota di 37 provinsi dengan kematian terjadi di 283 kabupaten/kota di 32 Provinsi.
"Dengan begitu analisis situasi terjadi penurunan CFR dari 0,57 menjadi 0,47 menunjukkan kemungkinan perbaikan dalam penanganan klinis atau kesadaran masyarakat," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kemenkes Aji Muhawarman saat dihubungi, Rabu (9/4).
Penyebaran geografis yang luas di hampir seluruh provinsi) menunjukkan dengue masih menjadi masalah nasional, maka perlu melakukan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus dengue dalam bulan-bulan mendatang seiring dengan arus urbanisasi pasca mudik lebaran terutama di 5 provinsi dengan jumlah kasus dengue terbanyak seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Lampung.
Diketahui terdapat teknologi wolbachia yang diharapkan untuk mengentaskan nyamuk dengue masih dalam pilot project di 5 kota hingga pertengahan tahun ini untuk melihat hasilnya. Kelima wilayah kota yang disebar nyamuk wolbachia antara lain Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (NTT).
"Inovasi teknologi nyamuk aedes egypti berwolbachia saat ini di Indonesia sudah diterapkan di 5 kota sebagai pilot project implementasi," ujarnya.
Dari hasil pilot project ini ada yang sudah rilis tahun 2024 ada yang baru proses rilis. Dari hasil pelaksanaan penerapan di 5 kota tersebut menujukkan hasil yang cukup baik bahwa target populasi wolbachia bisa mencapai 60% atau lebih di area intervensi. (H-1)