
PERTEMUAN antara Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan publik.
Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Dimas Oky Nugroho,menilai pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut jadi langkah strategis dalam memperkuat kesatuan politik nasional di tengah dinamika global yang semakin tajam.
Dimas menilai pertemuan tersebut mencerminkan sikap kenegarawanan dari dua tokoh besar bangsa.
“Pertemuan ini menunjukkan komitmen kenegarawanan dari dua pemimpin bangsa. Secara riil politik, Megawati dan Prabowo mewakili dua kekuatan politik otentik paling kuat di Indonesia hari ini,” ujar Dimas kepada awak media, Rabu (9/4).
Menurutnya, waktu pertemuan yang bertepatan dengan suasana Lebaran juga sangat tepat, karena menjadi momen reflektif sekaligus simbol silaturahmi kebangsaan.
“Momen pertemuan keduanya juga terjadi secara tepat yakni dalam kesempatan berlebaran dan dalam konteks merespon dinamika ekonomi-politik global yang polaritatif dan tajam, di mana diharapkan adanya sebuah kesadaran bersama para kekuatan politik nasional untuk guyub dan membangun blok nasional yang solid dan kokoh,” terang Dimas.
Ia menekankan bahwa dampak positif dari pertemuan ini tidak hanya bersifat simbolik, namun harus tercermin dalam kualitas pemerintahan ke depan.
“Harapannya, pertemuan dan soliditas politik yang dibangun ini tentunya harus berdampak pada kapasitas dan kualitas pemerintahan, atau aspek governability, dalam menjalankan mandat rakyat, menjaga kepentingan nasional, sekaligus merespon berbagai isu dan tantangan negara-bangsa baik domestik maupun global,” tegasnya.
Dimas juga menyoroti bagaimana Prabowo menampilkan peran sebagai pemimpin nasional yang inklusif dan strategis melalui pertemuannya dengan Megawati.
“Secara khusus, Presiden Prabowo melalui pertemuannya dengan Megawati, dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI keenam dan ketua umum partai politik terbesar hari ini di parlemen, telah menunjukkan kepada publik dan masyarakat luas, bahwa seorang Presiden RI harus mampu memainkan peran dan tanggung jawab kepemimpinan nasionalnya, sebagai sebuah national display, secara bijaksana, kohesif dan cerdas,” pungkas Dimas.
Adapun pertemuan dua tokoh sentral ini diharapkan menjadi awal dari penguatan kolaborasi lintas partai politik dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa serta memperkuat fondasi demokrasi Indonesia ke depan. (Ykb/P-3)