Liputan6.com, Jakarta Verrell Bramasta menjadi sasaran serangan buzzer yang menyinggung latar belakang pribadinya sebagai “anak broken home”. Komentar-komentar bernada merendahkan tersebut ramai beredar di media sosial usai Verrell aktif menyuarakan isu-isu krusial di bidang pendidikan, olahraga, dan kebudayaan.
Namun alih-alih terpancing, Verrell memilih untuk tetap fokus bekerja. Dalam sepekan terakhir, ia hadir di sidang rapat kerja, aktif menyuarakan pentingnya pembinaan atlet nasional, serta menjadi pembicara dalam program Parlemen Pelajar yang melibatkan ratusan siswa dari berbagai daerah.
Tak hanya di dalam negeri, Verrell juga menunjukkan kontribusi di kancah internasional. Ia turut berpartisipasi aktif dalam forum-forum antar parlemen dunia, seperti PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States), memperjuangkan posisi Indonesia dalam diplomasi pendidikan dan pemuda.
“Saya tahu bagaimana rasanya tumbuh dalam situasi yang tidak ideal. Justru dari pengalaman itu, saya belajar untuk lebih mendengar dan memperjuangkan untuk yang terbaik,” ujar Verrell Bramasta kepada wartawan.