Ada Sosok Ratu Kalinyamat dalam Prosesi Tradisi Pengganti Kain Luwur para Leluhur Jepara

Sosok Ratu Kalinyamat menjadi perhatian saat prosesi penggantian Kain Luwur dalam rangkaian HUT Kabupaten Jepara ke-476.(MI/AKHMAD SAFUAN)

PAHLAWAN Nasional Ratu Kalinyamat kembali hidup, ribuan orang tidak berkedip memandang kecantikan, ketegasan dan berpadu dengan kegagahan sosok Sang Ratu berbusana warna merah dengan mahkota emas ketika berjalan menunggangi kuda dengan diiringi pasukan terus berjalan menyusuri jalan menuju Tugu Kartini Jepara.

Prosesi Kirab Buka Luwur (kain penutup makam) pada rangkaian Hari Jadi Kabupaten Jepara ke-476, menghipnotis ribuan warga yang menyaksikan sepanjang jalan tersebut dengan tampilnya sodok Ratu Kalinyamat berikut pasukan pengiring, mereka dibuat takjub seakan kembali di masa lalu  berada di sebuah kerajaan Nusantara.

Di tengah terik matahari yang menyengat Kabupaten Jepara tidak membuat warga tidak beranjak dari sepanjang jalan dilalui Bupati Jepara Witiarso Utomo dan Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar yang diiringi sosok Ratu Kalinyamat bersama bala pasukan yang berjalan kaki mampu menghipnotis ribuan warga menyaksikan prosesi tradisi tersebut 

Sesampai di Tugu Kartini yang berada di pusat kota, prosesi tradisi penggantian Luwur berlanjut  dengan menyerahkan Kain Luwur dari Ratu Kalinyamat kepada Kepala Daerah Jepara yang juga mengenakan busana tradisional Jawa tersebut, membuat suasana hikmat dan membuat merinding.

Kemudian setelah prosesi penyerahan Kain Luwur, rombongan Bupati Jepara di kawal oleh pasukan sosok Ratu Kalinyamat melanjutkan perjalan menggunakan mobil dinas sampai di komplek Makam Mantingan yang langsung disambut pasukan Bregada Surya Praja Jepara yang berasal dari Kodim dan Polres Jepara hingga memasuki dalam  Makam Mantingan.

Pengganti Kain Luwur terjeda sebentar, karena Bupati Jepara bersama rombongan menjalankan Shalat Ashar, baru kemudian rombongan  melanjutkan ke Astana Mantingan untuk melakukan prosesi pergantian Kain Luwur.di makam Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlirin, Patih Sungging Badarduwung, makam Mbah Abdul Jalil, dan makam leluhur lainnya

Prosesi penggantian Kain Luwur sendiri diawali dengan berdoa bersama dilanjutkan dengan membuka Luwur yang sudah terpasang kemudian mengganti dengan Kain Luwur baru pada sejumlah makam yang ada di Pemakaman Astana Mantingan dengan suasana hikmat yang membuat hati bergetar.

"Tradisi penggantian Luwur ini selain sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur Kabupaten Jepara, juga melestarikan budaya yang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya," kata Bupati Jepara Witiarso Utomo.

Gambaran sendratari Ratu Kalinyamat yang dibawakan sebelumnya, menurut Witiarso Utomo, merupakan  bentuk penghormatan masyarakat Kabupaten Jepara atas semangat perjuangan Ratu Kalinyamat dalam berjuang melawan bangsa Portugis, sehingga dapat menjadi tauladan bagi seluruh anak bangsa dan generasi sekarang ini.

Bersamaan rangkaian perayaan Hari Jadi Jepara ini, ungkap Witiarso Utomo, diharapkan akan menjadi tonggak terhadap daerah ini seperti dicita-citakan para pahlawan hingga terwujudnya Jepara maju, makmur, unggul, lestari dan religus. (H-2)