TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengecam tindakan Egianus Kogoya yang kerap melakukan aksi kekerasan bersenjata di wilayah Wamena, Papua Pegunungan tanpa perintah dari markas pusat. Dia menilai, cara perang panglima Kodap III Ndugama-Derakma itu seperti seorang kriminal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cara perang Egianus Kogoya sama saja dengan kriminal," kata Sebby saat dihubungi pada Rabu, 11 Juni 2025.
Menurut dia, OPM belum berencana untuk melakukan penyerangan di Wamena. Sebab, kata dia, saat ini kelompok pimpinan Goliath Tabuni itu masih melakukan perang tahapan di sejumlah wilayah konflik di Bumi Cenderawasih tersebut.
"Kami tidak punya rencana untuk berperang di Wamena. Wilayah itu akan berperang kalau ada pengumuman revolusi total, dari komandan operasi," ucapnya.
Dia mengatakan TPNPB-OPM telah mengatur pedoman sebelum mulai berperang di suatu wilayah. Salah satunya, kata Sebby, memerhatikan kesiapan logistik dan senjata yang dimiliki pasukannya.
Sementara Egianus Kogoya dan pasukannya, ujar dia, bertindak tanpa strategi dalam menyerang aparat keamanan di Wamena. Dia juga mengatakan Egianus Kogoya tidak pernah berkoordinasi dengan markas pusat TPNPB-OPM ketika melakukan penyerangan.
Sebby meminta kepada Egianus Kogoya untuk meninggalkan Wamena dan kembali ke Nduga. Dia berujar Egianus Kogoya perlu menjelaskan kepada markas pusat ihwal alasannya membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Merthens dari penyanderaan OPM pada tahun lalu.
"Dia harus mengakui kesalahannya. Lalu meminta maaf ke warga Papua, para pejuang Papua, setelah itu baru bisa ikut bergabung perang," kata Sebby.
Berdasarkan laporan Satgas Damai Cartenz, Egianus Kogoya dan pasukannya beberapa kali melakukan aksi penyerangan di wilayah Wamena sepanjang 2025. Salah satunya penembakan terhadap dua warga sipil di Kampung Air Garam pada 4 Juni lalu.
Teranyar, kelompok Egianus Kogoya terlibat kontak tembak dengan aparat keamanan di Kampung Pugima, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan pada 9 Juni 2025.
Dalam kontak tembak itu, satu anak buah Egianus Kogoya bernama Pionus Gwijangge disebut tewas terkena tembakan di bagian dada.
Sebby menduga peristiwa di Kampung Pugima itu telah dirancang oleh Egianus Kogoya untuk memancing Edison Gwijangge. Egianus tercatat memiliki hubungan dengan Edison Gwijangge saat membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Merthens.
Egianus diduga diiming-imingi uang miliaran rupiah dan kemerdekaan Papua oleh Edison Gwijangge bila membebaskan pilot tersebut. Namun, kata Sebby, janji itu tak ditepati mantan penjabat Bupati Nduga tersebut.
Menurut Sebby, hal itu yang melatarbelakangi Egianus Kogoya melakukan penyerangan di Wamena tanpa adanya perintah dari markas pusat TPNPB-OPM. Sebby mengatakan, perang tak harus dilakukan bila hanya berdasarkan dendam pribadi.