TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim telah menembak sebuah helikopter milik TNI dalam sebuah baku tembak di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Helikopter itu disebut mengalami kerusakan dan terjatuh, serta telah dievakuasi dari medan tempur. Insiden itu disebut terjadi pada akhir Mei 2025.
“Helikopter militer Indonesia ditembak pasukan TPNPB hingga rusak. Sekitar pukul 09.27 pada 31 Mei 2025, helikopter itu dievakuasi menggunakan helikopter Rusia dari medan perang di Nduga,” kata juru bicara TPNPB, Sebby Sambom dalam siaran pers pada Kamis, 5 Juni 2025.
Menurut Sebby, aksi tersebut merupakan bagian dari perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh pasukan TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma yang dipimpin Mayor Perek Jelas Kogeya. Ia tidak merinci jumlah korban dalam baku tembak itu maupun kondisi para awak helikopter.
“Berbagai macam kekuatan bersenjata Indonesia dan alutsista perang yang dikirim oleh Panglima TNI ke Papua atas perintah presiden, tetap akan kami lawan. Dengan satu pucuk senjata kami siap bertempur untuk kemerdekaan bangsa Papua,” ujar Sebby.
Siaran pers ini ditandatangani oleh sejumlah petinggi TPNPB, termasuk Jenderal Goliath Tabuni sebagai Panglima Tinggi, serta Wakil Panglima Letnan Jenderal Melkisedek Awom, dan Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen.
TPNPB-OPM sebelumnya menetapkan sembilan wilayah sebagai zona perang milisi, Nduga diketahui salah satu dari wilayah itu. Wilayah lain yang dimaksud adalah Kabupaten Yahukimo; Pegunungan Bintang; Puncak Jaya; Intan Jaya; Maybrat; Dogiyai; Paniai; dan Deiyai.
Tempo telah menghubungi pihak TNI untuk meminta konfirmasi terkait klaim TPNPB mengenai penembakan helikopter ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak militer.