TEMPO.CO, Depok - Tingkat kepuasan warga Depok terhadap kinerja 100 hari Supian Suri-Chandra Rahmansyah berdasarkan sigi Lembaga Studi Visi Nusantara hanya 39,05 persen. Sedangkan 60,95 persen responden menyatakan tidak puas terhadap kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator Lembaga Studi Visi Nusantara Kota Depok Jihan Fauziyah mengatakan warga Depok banyak yang tidak puas terhadap sektor ketenagakerjaaan. Mereka mempertanyakan peluang kerja yang bisa disediakan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok.
"Soal ketenagakerjaan 91 persen responden warga Depok merasa tidak puas," ujar Jihan saat memaparkan hasil sigi mereka di Sekretariat LS Vinus Depok, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Rabu, 3 Juni 2025.
Selain itu, hasil survei juga menunjukkan 72,62 persen responden tidak puas terhadap tata pengelolaan pemerintahan yang bersih. Di samping itu, responden yang tidak puas terhadap keterbukaan informasi publik mencapai 64,62 persen.
Dari indikator yang ditunjukan, kata Jihan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah Kota Depok perlu berfokus terhadap masalah utama yang menjadi perhatian masyarakat seperti di bidang ketenagakerjaan, tata kelola lingkungan, ekonomi, transportasi, dan pendidikan. "Lima kebutuhan dari masyarakat Kota Depok itu harus segera diselesaikan," kata Jihan.
Jihan berujar, tingkat keyakinan masyarakat terhadap kemampuan wali kota dan wakil wali kota dalam membawa Depok ke arah yang lebih baik juga sangat minim. Masyarakat Depok yang yakin terhadap kemampuan wali kota dan wakilnya hanya 5,75 persen, 26,12 persen cukup yakin.
Sementara 5,62 persen kurang yakin dan 9,37 persen tidak yakin. Sedangkan, 53,14 persen responden menyatakan tidak tahu atau belum dapat menilai kepemimpinan keduanya. "Data ini mencerminkan masih adanya keraguan masyarakat terhadap kepemimpinan saat ini dan perlunya upaya perbaikan yang nyata dalam waktu dekat," ucap Jihan.
Adapun LS Vinus melakukan sigi pada 25-30 Mei 2025. Pengumpulan data melalui wawancara langsung ke lapangan terhadap 800 responden, menggunakan sistem cluster random sampling dengan margin of error 4 persen dan tingkat kepercayaan 94 persen.
Di lokasi yang sama, founder LS Vinus, Yusfitriadi, menambahkan hasil survei yang mereka dapatkan menunjukkan kategori kuning. "Apa artinya kalau kuning, nah hati-hati, hampir jeblok gitu loh," ujar Yusfitriadi.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa masyarakat berada di bawah kecemasan atas kepemimpinan Supian Suri-Chandra. Mayoritas warga tidak yakin kepemimpinan Supian-Chandra bisa membawa perbaikan di Kota Depok.
"Jangan sampai publik tidak percaya dan kalau publik sudah tidak percaya, akan muncul sebagai upaya pembangkangan publik," ujarnya. "Kalau itu yang terjadi, maka itu bahaya, itu warning."
Merespon hasil survei tersebut, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok Pradi Supriatna mengakui harapan masyarakat tinggi terhadap perubahan yang digaungkan Supian-Chandra. Gerindra merupakan partai pengusung Supian-Chandra bersama PDIP, Demokrat, PKB, PAN, PPP, NasDem dan PSI.
Selain itu Supian-Chandra juga didukung empat partai nonparlemen, yaitu Partai Gelora, Perindo, Ummat, dan Partai Buruh.
"Namun, perlu disadari bersama, ini kan baru 100 hari, atau baru seumur jagung. Tentunya survei tersebut juga menjadi pelecut bagi kami sebagai partai pengusung bersama Pak Supian dan Pak Chandra untuk berlari kencang merealisasikan harapan masyarakat di kemudian hari," kata Pradi saat dimintani konfirmasi pada Kamis, 5 Juni 2025.
Menurut mantan Wakil Wali Kota Depok periode 2016-2021 itu, masalah persampahan, kemacetan hingga banjir yang dihadapi kota metropolitan, perlu kebijakan yang tepat.
"Pak Supian dan Pak Chandra sudah menyiapkan sejumlah program untuk mengatasi permasalahan tersebut, juga termasuk di bidang pendidikan, tata kelola lingkungan, infrastruktur hingga mengurangi pengangguran," terang Pradi.
Pradi yang juga Anggota DPRD Jawa Barat ini pun menegaskan di era kepemimpinan Supian-Chandra, komunikasi antardinas di Pemkot Depok, hingga pusat dan provinsi berjalan baik.
"Buktinya dengan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, sering ke Depok dan membahas masalah infrastruktur, untuk pembangunan underpass yang direalisasikan di 2026, juga flyover di Jalan Juanda, dan program-program lain tentunya," papar Pradi.
Pradi menegaskan sosok Supian-Chandra merupakan pemimpin yang merakyat, sehingga langsung menjawab keluhan masyarakat dan terjun ke lapangan. Bahkan, sejak Supian-Chandra memimpin, perubahan yang diakui dari Setara Institute bahwa Depok sudah tidak lagi menjadi kota intoleran.
"Sudah keluar dari 10 terbawah, artinya ada perubahan di sana," katanya.
Namun, Pradi juga menekankan agar sejumlah program yang telah digulirkan dan bermanfaat untuk masyarakat perlu disosialisasikan dengan baik.