Liputan6.com, Jakarta Paris Saint-Germain (PSG) akan menghadapi Chelsea dalam final Piala Dunia Antarklub 2025. Duel akan digelar di MetLife Stadium, New York, pada hari Senin (14/7/2025) dini hari WIB.
Ini menjadi pertemuan pertama PSG dan Chelsea sejak Maret 2016. Namun nuansa pertarungan kali ini terasa familiar bagi PSG yang sukses mengalahkan empat klub Inggris sepanjang Liga Champions musim 2024/2025.
Perjalanan PSG di Liga Champions penuh dengan laga melawan wakil Premier League. Mereka menyingkirkan tiga klub besar dan membuktikan kekuatan mereka di panggung Eropa.
Kini, final melawan Chelsea menjadi ujian terakhir. PSG punya kesempatan untuk menyapu bersih semua lawan dari Inggris musim ini.
Melawan Manchester City: Titik Balik Performa PSG
Pertandingan melawan Manchester City menjadi titik balik musim PSG. Sebelumnya, mereka kesulitan mencetak gol meski dominan dalam penguasaan bola.
Jack Grealish dan Erling Haaland sempat membuat PSG tertinggal 0-2. Namun, dalam empat menit, PSG mampu menyamakan kedudukan.
Joao Neves mencetak gol ketiga untuk membalikkan keadaan. Goncalo Ramos menutup kemenangan 4-2 dengan gol di waktu tambahan.
Senny Mayulu menyebut laga ini sebagai momen penting. PSG tampil percaya diri dan mulai menunjukkan performa terbaiknya.
Membalas Liverpool: Kebangkitan di Anfield
PSG sempat kalah 0-1 dari Liverpool di leg pertama babak 16 besar. Harvey Elliott mencetak gol di menit akhir, membuat Parc des Princes terdiam.
Luis Enrique merasa hasil itu tidak adil karena PSG mendominasi laga. Arne Slot pun mengakui PSG tampil lebih baik.
Di Anfield, PSG bangkit dan unggul cepat lewat gol Ousmane Dembele. Mereka bertahan solid dan menang lewat adu penalti.
Luis Enrique bangga atas semangat timnya. Ia menyebut PSG bermain sebagai satu kesatuan yang solid.
Melawan Aston Villa: Ujian Ketahanan Mental
Menghadapi Aston Villa di perempat final, PSG menang 3-1 di leg pertama. Mereka bangkit setelah sempat tertinggal lebih dulu.
Di leg kedua di Villa Park, PSG mencetak dua gol cepat. Namun Villa membalas dan unggul 3-2 di laga itu.
PSG hampir kehilangan tiket semifinal, tapi mampu mempertahankan agregat. Ousmane Dembele mengakui timnya sempat terlalu percaya diri.
Hasil ini menjadi peringatan penting. PSG sadar bahwa fokus dan konsistensi tetap dibutuhkan.
Menghadapi Arsenal: Kemenangan yang Dewasa
Di semifinal, PSG menghadapi Arsenal dengan kepercayaan diri tinggi. Mereka mencetak gol cepat melalui Dembele di Emirates Stadium.
Gol itu menjadi penentu kemenangan 1-0 di leg pertama. PSG menunjukkan pertahanan solid sepanjang pertandingan.
Leg kedua berlangsung di Parc des Princes dengan atmosfer luar biasa. PSG menang 2-1 dan memastikan tempat di final.
Mereka kemudian menggulung Inter Milan 5-0 di final Liga Champions. PSG pun tiba di Amerika Serikat dengan status juara Eropa.