TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengunjungi Kota Blitar, Jawa Timur bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri. Kedua kader PDIP itu mendampingi ketua umum mereka untuk berziarah ke makam presiden pertama RI, Sukarno, yang juga ayah dari Megawati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramono Anung membagikan momen ziarah tersebut melalui akun media sosial pribadinya. Dalam unggahan itu, Pramono tampak mengenakan baju hitam-hitam dengan kopiah. Sementara Megawati yang memakai pakaian merah-hitam berada di depannya sambil merunduk di hadapan makam Sukarno. "Nyekar Bung Karno," tulis Pramono dalam unggahan di Instagram @pramonoanungw pada Jumat, 6 Juni 2025.
Ziarah Megawati, Pramono Anung, dan Rano Karno ke makam Sukarno terjadi dalam momen Idul Adha 1446 Hijriah. Sebelum bertolak ke Blitar, Pramono dan Rano sempat terlebih dulu melaksanakan salat Idul Adha di Jakarta.
Pagi hari ini, Pramono melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Presiden Prabowo Subianto juga mengikuti salat Idul Adha di lokasi tersebut.
Rencana ziarah ke makam Sukarno di Blitar sebelumnya telah disampaikan Rano Karno satu hari sebelum Idul Adha. "Dalam rangka Idul Adha, kami mau ziarah ke makam Bung Karno," kata Rano di Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025 seperti dikutip Antara.
Menurut Rano, Idul Adha tahun ini juga bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Sukarno. Presiden pertama Republik Indonesia itu lahir pada 6 Juni 1901 di Kota Surabaya pada masa penjajahan Belanda.
Sukarno, yang sering disapa Bung Karno, adalah presiden pertama Indonesia yang menjabat dari tahun 1945 hingga 1967. Dia merupakan sosok yang mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta.
Soekarno meninggal di usia 69 tahun pada 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta. Dia wafat setelah mengalami komplikasi penyakit ginjal.
Jenazah Sukarno sempat disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta, sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Semasa hidup, Soekarno kerap menyatakan keinginan untuk disemayamkan di Blitar, dekat makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai.