Liputan6.com, Jakarta Timnas Portugal kembali menunjukkan kelasnya di turnamen besar. Meski sempat tertinggal dari Timnas Jerman, dua gol di babak kedua mengantarkan mereka ke final UEFA Nations League. Pertandingan semifinal yang digelar di Allianz Arena ini menjadi panggung sempurna bagi Francisco Conceicao dan Cristiano Ronaldo.
Gol pembuka Florian Wirtz untuk tuan rumah sempat mengguncang mental tim asuhan Roberto Martinez. Namun, Portugal menunjukkan karakter kuat dengan merespons cepat dan efisien. Dalam tempo enam menit, keadaan berbalik total lewat aksi magis Conceicao dan gol ke-137 Ronaldo untuk negaranya.
Hasil ini membuat Portugal berpeluang menjadi negara pertama yang dua kali menjuarai UEFA Nations League. Mereka akan menghadapi pemenang antara Spanyol atau Prancis di partai final pada Minggu mendatang.
Tertinggal Dulu, Baru Tancap Gas
Jerman tampil dominan di babak pertama dan beberapa kali mengancam gawang Portugal. Diogo Costa tampil gemilang dengan menepis peluang dari Goretzka dan Woltemade. Dia menjadi tembok kokoh yang membuat skor tetap imbang hingga jeda.
Gol akhirnya datang bagi tuan rumah di menit ke-48. Florian Wirtz menuntaskan umpan manis dari Joshua Kimmich, yang mencatat caps ke-100-nya. Gol tersebut menjadi puncak dari tekanan bertubi-tubi yang dilancarkan Die Mannschaft.
Namun, segalanya berubah usai menit ke-60. Portugal bermain lebih lepas, lebih percaya diri, dan mulai mengambil alih tempo permainan. Dari sana, mereka hanya butuh dua peluang matang untuk membalikkan skor.
Conceicao dan Ronaldo Jadi Pembeda
Masuk sebagai pemain pengganti, Francisco Conceicao langsung mengubah wajah permainan Portugal. Lewat aksi individu dari sisi kanan, dia melepaskan tembakan melengkung yang tak mampu dihentikan Ter Stegen. Gol indah itu menyamakan kedudukan di menit ke-63.
Lima menit berselang, giliran Cristiano Ronaldo mencatatkan namanya di papan skor. Berawal dari umpan satu-dua antara Nuno Mendes dan Bruno Fernandes, bola matang disodorkan ke Ronaldo yang tinggal menyambar untuk mengubah skor jadi 2-1.
Performa Conceicao mendapat pujian tinggi dari UEFA dan dinobatkan sebagai Man of the Match. Kecepatan, keberanian, dan kreativitasnya menjadi katalis kebangkitan Portugal malam itu. Ini kontribusi yang sangat penting untuk pemain muda yang sedang naik daun.
Jerman Gagal Manfaatkan Momentum
Bagi Jerman, ini adalah peluang emas yang terbuang. Mereka tampil cukup baik selama satu jam pertama, tapi lengahnya lini belakang memberi ruang bagi Portugal untuk bangkit. Meski sempat menciptakan peluang lewat Karim Adeyemi yang membentur tiang, mereka gagal mencetak gol balasan.
Ter Stegen sempat melakukan penyelamatan ganda jelang akhir laga untuk menjaga asa. Namun, secara keseluruhan Jerman kurang tajam di lini depan. Beberapa peluang emas yang didapat Goretzka dan Woltemade tak mampu dikonversi menjadi gol.
Kekalahan ini memperpanjang puasa gelar Jerman sejak Piala Konfederasi 2017. Di momen istimewa Kimmich yang mencatat laga ke-100, justru Portugal yang berpesta. Tim asuhan Julian Nagelsmann masih punya banyak pekerjaan rumah sebelum Kualifikasi Piala Dunia.
Portugal: Percaya Diri Menuju Final
Kemenangan ini menunjukkan karakter portugal. Portugal tampil solid, berani, dan punya keseimbangan antara pengalaman dan darah muda. Tim ini menunjukkan reaksi yang luar biasa setelah tertinggal dan pantas melaju ke final.
Cristiano Ronaldo kembali membuktikan bahwa dia masih menjadi pemain krusial dalam momen besar. Namun, perhatian malam itu tetap tertuju pada Francisco Conceicao, yang jadi simbol masa depan cerah Selecao.
Kini, mereka tinggal selangkah lagi menuju gelar kedua di ajang Nations League. Siapa pun lawannya nanti, Portugal sudah membuktikan bahwa mereka tahu caranya menang — bahkan saat segalanya terasa nyaris hilang.