Liputan6.com, Jakarta UEFA akan mengubah aturan keunggulan kandang dalam fase knockout Liga Champions musim depan. Hal ini bertujuan untuk memberikan keunggulan kepada klub yang finis teratas di fase liga.
Musim 2024/2025 menjadi musim pertama Liga Champions dengan format 36 tim. Klub yang finis di delapan besar fase liga mendapat keuntungan bermain di kandang pada leg kedua babak 16 besar.
Namun, urutan kandang-tandang babak perempat final dan semifinal ditentukan melalui undian acak. Hal itu dianggap merugikan klub yang tampil lebih baik di fase liga.
Musim ini menjadi bukti. PSG dan Inter Milan yang finis lebih rendah dari Arsenal dan Barcelona justru diuntungkan main kandang di leg kedua pada fase semifinal. Alhasil, PSG dan Inter bisa melaju ke final.
Persetujuan Komite dan Proses Finalisasi
Dilansir ESPN, perubahan ini disetujui dalam rapat komite kompetisi klub UEFA sebelum final Liga Champions. Aturan baru akan mulai berlaku musim 2025/2026.
Meski regulasi musim depan sudah dipublikasikan, perubahan ini masih bisa berlaku jika disahkan Komite Eksekutif. Rapat virtual akan digelar sebelum 28 Agustus untuk mengesahkannya.
UEFA menekankan pentingnya peringkat di fase liga, bukan hanya lolos delapan besar. Ini menjadi dorongan bagi klub untuk tampil maksimal sejak awal kompetisi.
Dampak bagi Klub
Aturan baru ini akan membawa keuntungan nyata bagi klub teratas di fase liga. Mereka bisa memanfaatkan dukungan penuh suporter di kandang sendiri.
Liverpool dan Barcelona contohnya, yang finis di posisi pertama dan kedua musim lalu, akan sangat diuntungkan. Mereka dijamin bermain leg kedua di kandang sepanjang fase knockout.
UEFA sempat mempertimbangkan opsi agar klub bisa memilih sendiri leg kandang atau tandang. Namun, akhirnya diputuskan urutan otomatis demi keadilan dan konsistensi.
Dengan begitu, klub yang konsisten di fase liga akan merasa kerja keras mereka dihargai. Ini juga menjadi motivasi untuk terus tampil solid sepanjang musim.
Aturan Berlaku untuk Kompetisi Lain
Perubahan ini akan diterapkan tidak hanya di Liga Champions. UEFA juga akan memberlakukan aturan baru ini di Liga Europa dan Conference League.
Tidak ada perubahan besar lain yang diumumkan UEFA. Wacana penghapusan waktu tambahan sebelum adu penalti tidak jadi diambil.
Aturan yang melarang klub asal negara sama bertemu di babak playoff juga tetap berlaku. UEFA memilih fokus pada penyesuaian sistem keunggulan kandang terlebih dahulu.
Dengan aturan baru ini, diharapkan kompetisi menjadi lebih adil. Tim terbaik akan mendapat reward sesuai konsistensi mereka sepanjang musim.