Liputan6.com, Jakarta Sepak bola terkadang bukan hanya soal menang atau kalah di atas lapangan. Ada momen-momen di mana sisi kemanusiaan dan rasa persatuan menjadi sorotan utama.
Pemandangan inilah yang terlihat jelas dalam laga pembuka Euro Wanita 2025 atau Women's Euro 2025. Pertandingan yang mempertemukan dua rival abadi, Portugal dan Spanyol, justru diwarnai suasana haru yang mendalam.
Kedua tim memutuskan untuk menanggalkan sejenak rivalitas mereka. Keduanya bersatu untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Diogo Jota yang baru saja berpulang secara tragis.
Dari hening cipta yang khidmat hingga kenangan pribadi sang pelatih, laga ini menjadi bukti cinta sebuah bangsa kepada pahlawannya. Mari kita lihat lebih dalam momen emosional yang menyentuh ini.
Hening Cipta yang Menyatukan Dua Rival
Sesaat sebelum peluit tanda dimulainya pertandingan dibunyikan, seisi stadion terdiam. Para pemain dari Portugal dan Spanyol tampak berkumpul di tengah lapangan dengan pita hitam melingkar di lengan mereka.
Selama sekitar 20 detik, mereka melakukan hening cipta untuk mengenang Diogo Jota dan adiknya, Andre Silva. Setelah momen hening itu berakhir, tepuk tangan penghormatan membahana dari para suporter yang hadir.
Aksi ini menunjukkan betapa rivalitas sengit kedua negara bisa luluh oleh rasa duka. Sepak bola, baik pria maupun wanita, membuktikan bahwa mereka bisa bersatu dalam kesedihan yang sama.
Kenangan Manis dari Sang Pelatih
Setelah pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 0-5 dari Spanyol, pelatih Timnas Wanita Portugal, Francisco Neto, berbagi cerita. Ia mengungkapkan kenangan pribadinya yang manis bersama mendiang Jota.
"Diogo mengikuti tim kami karena dia mencintai negaranya. Saat kami bicara, dia selalu tahu hasilnya, dia mengikuti tim, dan beberapa pemain," ungkap Neto.
Neto bahkan bercerita bahwa ia sudah mengenal Jota sejak sang pemain masih membela timnas U-19. Menurutnya, kedekatan mereka terus terjalin setiap kali timnas pria dan wanita bertemu di kamp latihan nasional.
Penghormatan dari Portugal
Rasa cinta untuk Diogo Jota tidak hanya datang dari para pemain dan pelatih di lapangan. Para suporter Timnas Portugal yang hadir di stadion juga turut menunjukkan rasa duka mereka.
Beberapa dari mereka membentangkan spanduk tribut dengan pesan yang sangat menyentuh. "Terima kasih, Diogo. Terima kasih, Andre. Sepak bola menjadi lebih miskin... begitu pula kami. Kalian tak akan pernah terlupakan," bunyi salah satu spanduk.
Bahkan, Presiden Parlemen Portugal, Jose Aguiar Branco, menegaskan bahwa negara akan memberikan penghormatan resmi. Parlemen akan melakukan mosi belasungkawa untuk menghormati warisan besar yang ditinggalkan Jota bagi olahraga nasional.