Liputan6.com, Jakarta Chelsea menunjukkan performa matang di Piala Dunia Antarklub 2025 setelah melewati fase knock-out ketat. Di bawah arahan Enzo Maresca, mereka sukses menaklukkan Palmeiras dan Benfica, dan kini bersiap menghadapi tantangan Fluminense.
Perjalanan mereka sarat strategi: Rotasi pemain cerdas, pendekatan taktik beragam, dan intensitas pressing tinggi. Semua itu menegaskan ambisi kuat The Blues untuk jadi juara.
Kini Chelsea hadir bukan sebagai tamu, tetapi pesaing tangguh di semifinal. Dengan kombinasi kekuatan teknis, fisik, dan mental, tim London ini tampil percaya diri meski jadwal padat dan kondisi cuaca ekstrem jadi ujian.
Taktik Fleksibel dan Rotasi Pintar
Enzo Maresca kerap mengadopsi formasi 3-2-4-1 yang adaptif, memungkinkan full-back seperti Cucurella dan James bergerak menuju lini tengah. Ini memperkuat kendali permainan dan memperluas opsi serangan.
Teknik rotasi pemain menjadi senjata ampuh. Cole Palmer, Pedro Neto, dan João Pedro tampil segar, sementara pergantian Liam Delap yang tepat mempertahankan susunan kuat meski ada sanksi kartu.
Pendekatan ini menciptakan keseimbangan: Performa ofensif tajam didukung pertahanan terstruktur. Skema ini teruji saat lawan Benfica dan Palmeiras, dengan dominasi penguasaan bola dan opsi pressing yang variatif.
Intesitas dan Pressing Tinggi
Chelsea mengedepankan counter-pressing dan trigger pressing saat tekanan balik diperlukan. Mereka memburu bola di area lawan dan segera menutup ruang saat kehilangan bola.
Lini tengah dipimpin Enzo Fernandez berhasil mendominasi area inti. Kombinasi ini memberi tekanan stabil dan menciptakan peluang lewat bola kedua.
Maresca bahkan mencontoh sistem Guardiola, tetapi dengan sentuhan khasnya, full-back invert, struktur tiga bek saat build-up, dan buka ruang buat gelandang menyerang seperti Palmer dan Joao Pedro.
Mentalitas Juara dan Tantangan Eksternal
Meski melewati 63 pertandingan musim ini, Chelsea tetap fokus dan antusias. Maresca menyoroti kondisi fisik dan jadwal yang berat, tapi menegaskan klub serius di kompetisi ini.
Kualitas cuaca dan gangguan seperti delay akibat badai di Amerika Serikat sempat mengancam ritme tim. Namun, mental Chelsea tetap tangguh dan tak tergoyahkan.
Pengalaman sebelumnya, seperti gelar Liga Konferensi dan kehadiran di semifinal turnamen ini, memberi modal mental solid. Jiwa kolektif dan kepercayaan diri jadi fondasi menghadapi Fluminense.