INFO NASIONAL – Petani dari Desa Mernek, Suyitno, sebelumnya hanya mengenal cara bertani tradisional yang sangat bergantung pada cuaca, terutama dalam proses pengeringan gabah. Namun, berkat program Desa Energi Berdikari Pertamina, kini Suyitno dan kelompok petani desa berhasil memanfaatkan teknologi tepat guna yang revolusioner.
Salah satu inovasi utama adalah alat pengering gabah bertenaga hibrida elpiji Bright Gas dan energi surya yang dinamakan Pinky Rudal. Dengan kapasitas 5 ton selama 8 jam pengeringan, Pinky Rudal mampu meningkatkan hasil panen dari 2,5 ton per hektar menjadi 4 ton per hektar, sekaligus mengatasi ketergantungan cuaca yang selama ini menjadi kendala petani. “Kami sampai terpaksa menolak orderan jika musim hujan karena banyak kelompok tani yang ingin menggunakan Pinky Rudal,” ujar Suyitno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya itu, warga desa juga dikenalkan teknologi irigasi berbasis Internet of Things (IoT) bernama Adosistering, yang dikembangkan oleh start up mahasiswa Telkom University. Alat ini mampu mengoptimalkan penggunaan air hingga 50 persen dan mengurangi kebutuhan pupuk sampai 20 persen. Demonstrasi teknologi ini disaksikan oleh Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya, serta Asisten Deputi BUMN bidang TJSL, Edi Eko Cahyono, pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025. Dewi, penggagas Adosistering, menjelaskan, “Alat irigasi ini membantu petani menghemat air dan pupuk, sekaligus meningkatkan hasil panen.”
Selain Pinky Rudal dan Adosistering, berbagai teknologi tepat guna lain juga diperkenalkan, seperti kincir air tenaga hibrida surya di Desa Lomanis yang menghemat biaya listrik dan meningkatkan budidaya ikan sidat, serta teknologi irigasi terintegrasi bertenaga hibrida di Desa Kalijaran yang mampu mengairi 15 hektar lahan pertanian dengan hasil panen meningkat dua kali lipat.
Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya, mengapresiasi inovasi teknologi tepat guna yang diterapkan di masyarakat. “Penerapan teknologi ini menjadi contoh nyata untuk daerah lain agar bisa mengembangkan potensi pertanian secara berkelanjutan,” ujarnya, Rabu, 4 Juni 2025.
Selaras dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang memerangi polusi plastik, program Bank Sampah Abhipraya mengolah sampah plastik dengan mesin cacah bertenaga surya dan sampah organik melalui biokomposter serta maggot, sehingga memberi nilai ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Asisten Deputi BUMN bidang TJSL, Edi Eko Cahyono, menyatakan, “Kami berkomitmen terus mendukung inovasi teknologi di Desa Energi Berdikari agar dapat memberikan dampak langsung pada masyarakat. Kompetisi inovasi akan terus kami dorong untuk menciptakan solusi yang bermanfaat.”
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penanaman 100 bibit mangrove di kawasan konservasi Jagapati sebagai bagian dari program penghijauan yang akan menanam hingga 5.000 bibit mangrove di sekitar wilayah operasi Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Cilacap.
Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina bertekad mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program berkelanjutan yang berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus menerapkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasinya.(*)