TEMPO.CO, Jakarta - Iqbal Rasyid Achmad Faqih menjadi salah satu pelajar yang lolos dalam persaingan ketat seleksi seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT) 2025. Siswa MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah ini berhasil melenggang ke Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI) setelah sebelumnya sempat gagal pada seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iqbal yang sejak kecil bercita-cita menjadi dokter dibesarkan dari keluarga sederhana. Sehari-hari, Ayah Iqbal, Agus Hermanto, bekerja sebagai buruh harian lepas di Bengkulu. Sementara ibunya, Suhaima, merupakan ibu rumah tangga.
Iqbal bercerita perjuangannya masuk ke salah satu program studi terfavorit di Indonesia itu tak mudah. Sejak kelas 12 semester pertama, kata Iqbal, ia mulai mencicil belajar, rutin melakukan tryout, membuat kelompok belajar, dan mengikuti bimbingan intensif dari madrasah.
Bahkan, Iqbal berujar saat libur sekolah, ia dan teman-temannya memilih menghabiskan waktu di perpustakaan daerah Bengkulu. Mereka belajar dari pagi hingga sore, kemudian dilanjutkan belajar bersama di rumah secara bergantian. "Rutinitas ini dijalani hampir setiap hari demi satu tujuan: lulus Kedokteran UI," kata dia dikutip dari laman resmi Direktorat Pendidikan Islam pada Rabu, 11 Juni 2025.
Iqbal meyakini bahwa salah satu kunci sukses adalah konsistensi dalam menjaga semangat belajar. Sejak duduk di bangku SMP Negeri 1 Kota Bengkulu, ia sudah aktif mengikuti berbagai macam perlombaan seperti cerdas cermat, olimpiade sains, riset ilmiah, hingga lomba hadis.
Salah satu pencapaian paling gemilang saat SMP, Iqbal pernah meraih medali perunggu di bidang Ilmu Pendidikan Alam (IPA) dalam ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN). Prestasi itu kemudian mengantarkan Iqbal bersekolah di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah melalui beasiswa.
Di sekolah menengah atas ini, Iqbal semakin menajamkan kemampuannya dalam bidang fisika, riset, dan debat bahasa Indonesia. Ia pernah meriah juara lomba tingkat provinsi, dan kembali mewakili Bengkulu di ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Ternate, Maluku Utara.
Saat ini, remaja kelahiran 2007 itu tengah mencari beasiswa untuk membiayai pendidikannya di Kedokteran UI. Bagi Iqbal yang penghasilan orang tuanya tidak menentu, biaya pendidikan dan hidup di Jakarta yang tinggi merupakan tantangan tersendiri. Namun, menurut dia, keterbatasan itu juga memotivasinya untuk terus berprestasi dan mandiri.
“Saya tidak ingin membebani orang tua. Harapan saya bisa menjalani kuliah dengan lancar dan membanggakan mereka,” kata Iqbal.