Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/2025 akhirnya berakhir untuk Real Madrid dan ini adalah akhir dari penderitaan. Dalam pertandingan terakhir mereka di MetLife Stadium, Xabi Alonso berulang kali menegaskan bahwa kekalahan 0-4 dari PSG harus menjadi pelajaran berharga.
Kekalahan dari PSG hanyalah puncak gunung es dari musim yang penuh kegagalan. Madrid hanya menjuarai UEFA Super Cup dan Intercontinental Cup, sementara di La Liga, mereka dua kali dibantai Barcelona dengan skor 0-4. Bahkan di Liga Champions, Arsenal dan PSG menunjukkan kelemahan mereka dengan mencetak tiga dan empat gol.
Kompetisi Club World Cup sempat memberi secercah harapan. Alonso mencoba menerapkan ide-ide baru, termasuk formasi tiga bek dan peran hybrid untuk Aurelien Tchouameni. Beberapa pemain seperti Gonzalo Garcia dan Dean Huijsen menunjukkan potensi, tetapi semua itu runtuh saat berhadapan dengan PSG.
Kini, Alonso menyadari bahwa pekerjaan rumahnya masih sangat besar. "Ini adalah akhir musim, bukan awal musim baru," tegasnya. Madrid harus belajar dari kegagalan ini sebelum menyambut 2025/2026.
Kekalahan dari PSG: Cermin Musim yang Gagal
Real Madrid tampak tak berdaya sejak menit pertama melawan PSG. Fabian Ruiz membuka skor di menit keenam, tetapi sebenarnya gol itu sudah sangat terlambat mengingat PSG telah menciptakan empat peluang emas sebelumnya. "Kami tidak bisa menjalankan rencana pelatih," akui Thibaut Courtois.
Kesalahan fatal Raul Asencio dan Toni Rudiger memperburuk situasi. Absennya Trent Alexander-Arnold dan Dean Huijsen membuat Alonso harus mengubah formasi, bahkan memainkan Fede Valverde sebagai bek kanan. Kylian Mbappe, yang kembali ke starting XI, juga memberi dampak psikologis meski bukan satu-satunya penyebab kekalahan.
Kekalahan ini bukanlah hal baru. Sepanjang musim, Madrid kerap terkapar saat menghadapi tim-top. Barcelona mencetak delapan gol dalam dua pertemuan di La Liga, sementara Arsenal dan PSG menunjukkan kelemahan defensif mereka di Eropa.
Proyek Alonso: Antara Harapan dan Realita
Club World Cup sempat menjadi ajang uji coba bagi Alonso. Ia mencoba membangun tim yang lebih kolektif, dengan pressing yang intens dan struktur yang jelas. Beberapa pemain muda seperti Arda Guler dan Gonzalo Garcia menunjukkan perkembangan positif.
Namun, semua itu belum cukup. Kekalahan dari PSG mengungkap betapa rapuhnya fondasi Madrid.
"Kami harus belajar dari kesalahan ini," kata Alonso. Ia menekankan bahwa musim depan harus dimulai dari nol, bukan dari puing-puing kegagalan musim ini.
Perubahan Besar Menanti Madrid di Musim Depan
Alonso untuk pertama kalinya mengisyaratkan akan ada perubahan skuad. Luka Modric dan Lucas Vazquez dipastikan hengkang, sementara rekrutan baru dibutuhkan untuk mengisi posisi yang lemah.
"Kami bersikap terbuka untuk perbaikan," ujar Alonso. Ia ingin membangun tim yang solid, penuh semangat, dan bebas dari ego individu. Musim 2024/2025 telah berakhir dengan kegagalan, tetapi bagi Alonso, ini hanyalah awal dari proyek jangka panjangnya.