TEMPO.CO, Jakarta - Kegigigan dan kerja keras membawa Ashika Nadhif Fahmida Harmaji lolos ke Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dia masuk melalui jalur seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT) 2025 dengan nilai UTBK 739,86.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Skor itu menempatkan Ashika sebagai peserta dengan nilai tertinggi kedua di Unesa tahun ini. “Aku tidak pernah merasa cukup. Belajar untuk UTBK sudah seperti rutinitas harian. Konsistensi dan latihan soal membuat saya terbiasa dengan pola-pola yang sering muncul,” kata Ashika dikutip dari laman resmi Unesa, Kamis, 5 Juni 2025.
Latar belakang orang tuanya membuat Ashika mampu melewati UTBK dengan baik. Ayah Ashika adalah pegawai swasta, sementara sang ibu seorang aktivis lingkungan. Lingkungan keluarganya mendorong Ashika mengenal tentang pentingnya pendidikan. Hal itu membantunya bertahan ketika berada dalam tekanan. Ia bercerita bagaimana malam-malamnya diisi dengan belajar hingga larut, ditemani stres dan air mata.
“Tak jarang saya menangis malam-malam karena lelah dan stres, apalagi saat bimbel intensif. Tapi saya terus mencoba bertahan,” ujar dia.
Perjuangannya terbayar. Saat menghadapi UTBK, Ashika merasa sebagian besar soal sudah akrab di kepala. Meski tetap ada soal yang harus ditebak, rasa percaya dirinya lebih tinggi berkat persiapan yang matang.
Orang tuanya, Sugeng Harmaji dan Lukmi Ati, menyambut kabar kelulusan dengan penuh haru. “Semoga Ashika bisa jadi dokter yang amanah dan menyelesaikan studinya dengan baik,” kata keduanya dalam pernyataan yang dirilis Unesa.
Ashika menjadi salah satu dari ribuan siswa yang menembus ketatnya seleksi masuk FK negeri tahun ini. Kisahnya menggambarkan bahwa hasil luar biasa lahir dari kerja keras, konsistensi, dan dukungan keluarga.