Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga beras di tingat penggilingan naik 2,7 persen secara bulanan (month-to-month), menjadi andil terbesar terhadap laju inflasi pada Juli 2025.
BPS melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Juli 2025 menunjukkan inflasi sebesar 0,30 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy) menunjukkan tingkat inflasi sebesar 2,37 persen.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,74 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,22 persen.
"Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah beras yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06 persen," ujar Pudji saat Rilis Berita Statistik, Jumat (1/8).
Pudji menyebutkan, rata-rata harga beras di penggilingan pada Juli 2025 secara total adalah naik 2,71 persen secara bulanan, dan naik sebesar 4,14 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Secara kualitas, harga beras premium di tingkat penggilingan naik 1,93 persen secara bulanan, dan naik 2,14 persen secara tahunan. Sedangkan beras medium naik 3,07 persen secara bulanan, dan naik 5,96 persen secara tahunan.
Selanjutnya untuk beras di tingkat grosir, terjadi inflasi sebesar 1,59 persen secara bulanan, dan terjadi inflasi sebesar 5,12 persen secara tahunan. Kemudian di tingkat eceran, terjadi inflasi sebesar 1,35 persen secara bulanan dan terjadi inflasi 3,81 persen secara tahunan.
"Harga beras yang kami sampaikan di sini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," ungkap Pudji.
Realisasi Produksi Padi dan Beras
BPS juga mencatat angka sementara produksi padi sepanjang Januari hingga Juni 2025 diperkirakan mencapai 33,26 juta ton, atau meningkat sebesar 13,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Sementara itu, potensi produksi padi sepanjang Juli hingga September 2025 diperkirakan sebesar 15,76 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan sebesar 1,59 juta ton GKG atau 11,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Angka sementara dan produksi ini dapat berubah sesuai kondisi terkini luas panen dan juga produktivitas hasil amatan lahannya," imbuh Pudji.
Sejalan dengan gambaran produksi padi, lanjut dia, produksi beras untuk konsumsi pangan masyarakat pada Juni 2025 diperkirakan sebesar 2,28 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 8,82 persen dibandingkan dengan Juni 2024 yang sebesar 2,10 juta ton.
Dengan demikian, angka sementara produksi beras Januari hingga Juni 2025 diperkirakan mencapai 19,16 juta ton atau meningkat sebesar 13,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Selain itu, potensi produksi beras sepanjang Juli hingga September 2025 diperkirakan sebesar 9,08 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 0,91 juta ton atau 11,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.