Liputan6.com, Jakarta Kekalahan telak dari PSG di semifinal Club World Cup menjadi penutup pahit bagi Real Madrid musim ini. Namun, di balik kegagalan tersebut, ada secercah harapan yang muncul dari tangan dingin Xabi Alonso. Pelatih baru Los Blancos mulai menunjukkan perubahan signifikan dalam gaya bermain dan manajemen skuad.
Alonso tak ragu memberikan kepercayaan kepada pemain muda seperti Gonzalo Garcia dan Arda Guler, yang sebelumnya jarang mendapat tempat di era Carlo Ancelotti. Garcia bahkan menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di turnamen ini, sementara Guler menunjukkan perkembangan pesat di lini tengah.
Namun, tidak semua pemain merasakan angin segar di bawah Alonso. Rodrygo, yang sebelumnya menjadi andalan, justru terpinggirkan dan masa depannya di Santiago Bernabeu kini dipertanyakan.
Dengan musim baru yang akan segera dimulai, Alonso tampaknya telah memulai proyek jangka panjangnya. Meski belum membuahkan hasil instan, langkah-langkahnya telah memberi sinyal jelas tentang arah baru Madrid.
Xabi Alonso dan Gaya Baru Real Madrid
Sejak mengambil alih kursi kepelatihan, Xabi Alonso langsung menerapkan pendekatan yang berbeda dibanding pendahulunya. Ia tak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada pembangunan tim jangka panjang. Metodenya yang intensif, termasuk penggunaan teknologi seperti drone dalam latihan, telah menarik perhatian banyak pihak.
Alonso juga tidak ragu memberikan kesempatan kepada pemain muda dari akademi, sesuatu yang jarang dilakukan Ancelotti. Arda Guler, yang sebelumnya jarang dimainkan, kini menjadi bagian penting dalam skema Alonso. Begitu pula dengan Gonzalo Garcia, yang dipromosikan dari tim cadangan dan langsung menunjukkan performa gemilang.
"Kami ingin membangun tim yang mencerminkan identitas kami," kata Alonso dalam salah satu konferensi persnya. Ia dikenal sebagai sosok yang blak-blakan dan penuh humor, tetapi tetap fokus pada tujuan utama: mengembalikan kejayaan Madrid.
Kebangkitan Gonzalo Garcia dan Arda Guler
Gonzalo Garcia menjadi salah satu cerita menarik di Club World Cup. Pemain berusia 21 tahun ini mencetak empat gol, termasuk gol kemenangan melawan Juventus di babak 16 besar. Performanya yang impresif membuat Alonso membandingkannya dengan legenda Madrid, Raul Gonzalez.
"Saya yakin bisa menjadi penyerang utama Madrid," ujar Garcia penuh keyakinan. Awalnya, ia diprediksi akan meninggalkan klub musim ini, tetapi kini manajemen mulai mempertimbangkan untuk mempertahankannya sebagai opsi di lini depan.
Sementara itu, Arda Guler juga mengalami transformasi signifikan. Di bawah Alonso, ia ditempatkan lebih dalam di lini tengah dan diberi kebebasan lebih untuk berkreasi.
"Saya lebih bahagia karena bermain lebih sering dan di posisi yang nyaman," kata Guler. Ia juga menunjukkan peningkatan dalam aspek defensif, menekan lawan dan menempuh jarak lari yang cukup tinggi.
Masa Depan Rodrygo yang Tidak Pasti
Di tengah kebangkitan pemain muda, nasib Rodrygo justru terlihat suram. Pemain asal Brasil ini hampir tidak mendapat menit bermain yang berarti di turnamen ini, bahkan sering kali duduk di bangku cadangan tanpa sekalipun melakukan pemanasan.
Situasi ini semakin memicu spekulasi tentang masa depannya di Madrid. Arsenal dikabarkan telah melakukan pembicaraan dengan perwakilan Rodrygo, dan beberapa klub Premier League lain juga tertarik. Ayahnya, yang juga menjadi agen, akan memegang peran kunci dalam keputusan akhir.
Rodrygo sebelumnya adalah pemain penting di era Ancelotti, tetapi kini ia seolah kehilangan tempat di skema Alonso. Jika situasi ini berlanjut, kepergiannya pada musim panas bukan tidak mungkin terjadi.