Film Dokumenter Ngomi O Obi, Potret Harmonis Perusahaan Nikel dan Masyarakat

1 month ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

INFO NASIONAL — TV Tempo menghadirkan film dokumenter yang mengangkat kehidupan masyarakat di sekitar kawasan industri. Kali ini, lewat film berjudul “Ngomi O Obi” atau yang berarti “Kami yang Ada di Obi”, TV Tempo bersama sutradara Arfan Sabran menggambarkan realitas kehidupan masyarakat di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang hidup berdampingan dengan perusahaan tambang nikel.

Sebagai bagian dari agenda hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah, Pulau Obi di Maluku Utara kini ditetapkan sebagai salah satu lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini mendorong lonjakan aktivitas pertambangan nikel di wilayah tersebut. Perubahan cepat akibat ekspansi industri membuat kehidupan sosial dan lingkungan masyarakat lokal menjadi sorotan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film ini mengangkat bagaimana masyarakat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan harmoni yang tercipta di antara penduduk setempat yang mampu menggali potensi, serta upaya perusahaan tambang dalam menekan dampak lingkungan.

Sutradara Arfan Sabran dalam diskusi film “Ngomi O Obi” di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok, pada Kamis, 5 Mei 2025. Dok. TEMPO

Film “Ngomi O Obi” digarap oleh Arfan Sabran, sutradara yang dikenal dengan fokusnya pada isu-isu kemanusiaan. Arfan yang sebelumnya sukses meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2022 lewat film dokumenter “An Island Calling” membuat “Ngomi O Obi” syarat akan narasi human interest. Menyoroti kehidupan warga Pulau Obi yang berdampingan dengan aktivitas pertambangan.

“Karya-karya saya sebenarnya lebih banyak tentang hubungan antarmanusia dan bagaimana mereka hidup, beradaptasi pada satu lingkungan,” kata Arfan dalam diskusi Film “Ngomi O Obi” di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok, pada Kamis, 5 Mei 2025. “Gagasan ini yang saya bawa ke TV Tempo agar kita melihat kehidupan orang-orang di Pulau Obi.” 

Dia menjelaskan, kendati dokumenter merupakan karya yang subjektif dan mengandalkan sudut pandang pembuatnya, termasuk soal keberpihakan, kolaborasi dengan TV Tempo membuat film ini kaya akan prinsip jurnalistik, seperti keberimbangan.

Chief Executive Officer (CEO) TV Tempo, Anton Aprianto dalam diskusi film “Ngomi O Obi” di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok, pada Kamis, 5 Mei 2025. Dok. TEMPO

Chief Executive Officer (CEO) TV Tempo, Anton Aprianto mengatakan, film “Ngomi O Obi” merupakan bagian dari komitmen TV Tempo dalam menyampaikan realitas sosial secara objektif dan mendalam lewat produk film dokumenter. “Kami ingin memberikan satu diskursus kepada teman-teman di sini bahwa dalam konteks pertambangan di suatu tempat seperti halnya di Halmahera, kita bisa melihat dampak positif dari sebuah pertambangan dengan menggunakan kacamata dokumenter,” ujarnya.

Melalui film “Ngomi O Obi”, Anton melanjutkan, pihaknya ingin menghadirkan perspektif berbeda tentang industri pertambangn, khususnya dalam hal kontribusinya terhadap kehidupan sosial masyarakat. Menurut dia, selalu ada sisi positif dari sebuah entitas perusahaan, terutama tambang, yang dapat memberikan dampak nyata bagi komunitas. “Kita ingin melihat dan memotret sisi lain. Menunjukkannya kepada publik bahwa ada entitas yang memberikan kontribusi besar pada komunitas,” ucapnya.

Di sisi lain, seorang nelayan yang menjadi tokoh utama dalam film, Ibrahim, memberikan kesaksian mengenai perubahan kehidupan nelayan di Pulau Obi sejak kehadiran perusahaan tambang. Dia mengatakan, sebelum hadirnya perusahaan tambang, ia dan para nelayan lainnya kesulitan menjual hasil tangkapan laut. Sebabnya, peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang melarang kapal ikan dengan ukuran di atas 30 GT (Gross Ton) beroperasi di perairan dalam jarak 0-12 mil dari garis pantai.

Ibrahim menjelaskan, kapal-kapal besar dari Jawa yang biasa membeli tangkapan laut para nelayan kini tak lagi bisa bersandar. Ini membuat para nelayan kebingungan ke mana menjual hasil tangkapan lautnya. Kini, perusahaan tambang membantu para nelayan lewat pendampingan yang baik sehingga hasil tangkapan nelayan di desanya kini diserap oleh pihak katering perusahaan tambang. 

“Setelah ada tim mendampingi hasil tangkapan kami diserap supplier. Jadi dengan berjalannya waktu, kita mendapat peluang untuk menjual hasil tangkapan. Hasil tangkapan kami diambil semua. Tidak ada yang ditinggalkan,” katanya. “Kalau hanya saya, mungkin saya tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jadi, saya berterima kasih atas pendampingan ini.”

Mahasiswa Universitas Indonesia, Mahen dalam diskusi film “Ngomi O Obi” di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok, pada Kamis, 5 Juni 2025. Dok. TEMPO

Mahasiswa UI, Mahen, menceritakan kesan pertamanya saat menyaksikan film “Ngomi O Obi”. Sebagai penonton, dia melihat film ini membawa sisi netral dan juga perspektif masing-masing tokoh di dalamnya secara seimbang. Baik dari pihak pertambangan ataupun masyarakat sekitar.

Menurut dia, film ini memberikan perspektif baru tentang industri nikel yang kerap dicap merugikan masyarakat. Lewat film dokumenter tersebut, dia melihat upaya perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar. “Ternyata mereka punya hal-hal positif lainnya, seperti membangun jalur irigasi dan membuat masyarakat yang di sekitar sejahtera,” ucapnya. (*)

Read Entire Article