KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) RI meresmikan Export Center di Kota Balikpapan dan Kota Batam secara bersamaan. Di Balikpapan, Export Center diresmikan di Galeri UMKM Kalimantan Timur.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso didampingi Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud dan forkopimda secara simbolis meresmikan Export Center di Kota Balikpapan pada Jumat, 1 Agustus 2025. Sebelumnya, Kemendag sudah meresmikan dua Export Center di Surabaya dan Makassar.
Budi mengatakan bahwa saat ini pemerintah mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas. Salah satunya melalui program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi, Ekspor (UMKM BISA Ekspor) dengan tujuan memaksimalkan potensi ekspor produk unggulan usaha kecil.
“Program UMKM BISA Ekspor menawarkan kesempatan peningkatan kapasitas. Kami berharap, para pelaku UMKM dapat memanfaatkannya,” ujar Budi dalam sambutannya.
Berdasarkan data, ada 46 perwakilan perdagangan di 33 negara yang meliputi Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Puluhan perwakilan itu siap membantu UMKM yang sudah dikurasi untuk presentasi langsung dan memfasilitasi pertemuan dengan calon pembeli.
Selama paruh pertama tahun 2025, UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi 356 kegiatan business matching, 241 sesi presentasi peluang bisnis (pitching), dan 115 pertemuan langsung dengan buyer dari 33 negara mitra dagang. Setidaknya ada 609 UMKM mengikuti program tersebut dengan nilai transaksi ekspor mencapai US$90,04 juta, atau sekitar Rp1,4 triliun.
"Pada tahun 2025 ini Export Center di Surabaya dan Makassar sudah melayani 4.178 layanan konsultasi dan juga sudah menghasilkan transaksi ekspor senilai US$140,5 juta," kata Mendag Budi.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud, mengatakan bahwa Export Center menjadi salah satu simbol bahwa transformasi ekspor daerah dimulai dari bawah. Ia berharap setelah peresmian dilakukan, ke depannya akan terjadi lonjakan ekspor di wilayah Kalimantan Timur.
"Jadi ini adalah awal kepercayaan masa depan ekspor nasional terhadap Kaltim. Karena terbukti pada program ekspor bersama Bank Indonesia, ada 78 UMKM berhasil menembus pasar ekspor dengan nilai transaksi mencapai 2,8 juta dolar AS dan akan terus meningkat," ujarnya.
Menurut Rudy, wilayah Kalimantan Timur masih memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, mulai dari perikanan dan kelautan hingga komoditas Keratom juga Sawitnya. Untuk itu diperlukan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah untuk memaksimalkan ekspor komoditas-komoditas tersebut.
"Kami punya komitmen untuk membangun ekonomi hijau dan ekonomi biru di Kalimantan Timur. Di sini setidaknya ada 3 juta hektare lahan kebun sawit, tapi hanya aktif sekitar 1,4 juta hektare. Jika sinergitas daerah dan pusat terjalin, kami yakin dapat memaksimalkan potensi yang ada," kata Rudy.