Liputan6.com, Jakarta - Diet tanpa nasi menjadi salah satu tren yang populer di Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Banyak orang percaya bahwa menghilangkan nasi dari menu harian bisa mempercepat pencapaian berat badan ideal.
Namun, apakah benar diet tanpa nasi merupakan cara yang efektif dan aman untuk kesehatan?
Menurut dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, penting untuk memahami bahwa karbohidrat tetap dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi utama.
Kebutuhan harian karbohidrat mencapai 45 hingga 60 persen dari total energi atau sekitar 130 gram per hari.
"Menghilangkan nasi tanpa mengganti dengan sumber karbohidrat lain yang sehat dapat menyebabkan tubuh kekurangan energi, menurunkan konsentrasi, dan meningkatkan risiko kelelahan," kata dr. Mulianah dalam sebuah kesempatan.
Meski nasi putih memiliki indeks glikemik tinggi, ada banyak sumber karbohidrat lain yang lebih sehat dan layak dijadikan pengganti.
Beberapa contoh pengganti nasi yang lebih bergizi ketika menjalankan diet ini:
- Ubi jalar: Mengandung serat tinggi dan glikemik indeks rendah.
- Jagung: Sumber karbohidrat kompleks yang kaya vitamin dan mineral.
- Quinoa: Mengandung protein dan serat tinggi.
- Kentang: Punya pati resisten yang baik untuk pencernaan.
- Nasi merah dan nasi hitam: Lebih tinggi serat dibanding nasi putih.
Dr. Mulianah, menambahkan,"Semakin gelap warna nasi, semakin tinggi kadar seratnya dan semakin rendah indeks glikemiknya."