Cara Mengatasi Overstimulasi Otak Akibat Media Sosial pada Remaja

1 month ago 30
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Remaja zaman sekarang nyaris tak bisa lepas dari media sosial. Instagram, TikTok, hingga YouTube jadi konsumsi harian. 

Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga bisa memicu overstimulasi otak yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan perilaku remaja.

Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari Tigagenerasi dan Citra Ardhita Psy Services, Ayoe Sutomo, menjelaskan bahwa otak remaja secara neurologis belum siap menerima banjir informasi dari media sosial.

"Prefrontal cortex atau otak depan, yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, pertimbangan moral, dan analisis jangka panjang, belum sepenuhnya matang pada remaja," kata Ayoe kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa, 10 Juni 2025.

Kondisi ini membuat remaja rentan mengalami overstimulasi, yaitu kondisi saat otak terlalu banyak menerima rangsangan dalam waktu singkat, seperti notifikasi, video pendek, komentar, dan konten viral. 

Akibatnya, muncul gejala seperti gelisah, sulit fokus, kecemasan, bahkan perubahan perilaku.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi overstimulasi otak akibat media sosial pada remaja, menurut Ayoe.

1. Batasi Waktu Akses Media Sosial

Remaja perlu dibiasakan mengatur waktu penggunaan media sosial, misalnya maksimal 1–2 jam per hari di luar jam belajar. Penggunaan fitur seperti screen time di smartphone bisa membantu membatasi durasi penggunaan aplikasi.

"Segala sesuatu yang berlebihan pasti berdampak negatif. Termasuk scrolling tanpa sadar yang bisa membuat remaja kehilangan fokus," ujar Ayoe.

2. Terapkan Digital Detox Secara Berkala

Lakukan puasa media sosial di hari-hari tertentu, misalnya akhir pekan atau setiap malam sebelum tidur. Detoks digital ini memberi waktu bagi otak untuk beristirahat dan memulihkan diri dari paparan konten berlebihan.

3. Kenali dan Atasi Gejala FOMO

Fear of Missing Out (FOMO) adalah rasa takut ketinggalan tren, kabar, atau aktivitas teman-teman di media sosial. Ini bisa membuat remaja terus-menerus memeriksa ponsel, merasa tidak cukup, dan membandingkan diri dengan orang lain.

"Kita punya kecenderungan untuk membandingkan diri. Kalau merasa tertinggal, maka nilai diri jadi ikut turun. Ini salah satu penyebab stres pada remaja," ujar Ayoe.

Orang tua dan pendidik bisa membantu remaja memahami bahwa kehidupan di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.

4. Arahkan Remaja ke Aktivitas Nyata

Libatkan remaja dalam kegiatan fisik dan sosial di dunia nyata, seperti olahraga, seni, organisasi, atau komunitas. Aktivitas-aktivitas ini membantu menyeimbangkan stimulasi otak dan membangun interaksi langsung yang sehat.

5. Tingkatkan Literasi Digital

Remaja perlu diajari untuk menganalisis dan memfilter informasi di media sosial. Literasi digital membantu mereka mengenali hoaks, konten berbahaya, dan tren yang tak sehat. Ini juga memperkuat kemampuan kognitif mereka dalam menghadapi banjir informasi.

6. Perkuat Hubungan Emosional di Rumah

Lingkungan rumah yang suportif berperan penting dalam menjaga keseimbangan emosi remaja. Orang tua sebaiknya meluangkan waktu untuk mendengarkan, berdiskusi, dan membangun rasa percaya, agar remaja tidak hanya mengandalkan media sosial untuk mengekspresikan diri. 

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article