TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan peningkatan kasus Covid-19 terkini ke Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 3 Juni 2025.
Dalam pertemuan 3 Juni, Budi Gunadi melaporkan perkembangan dari sejumlah isu kesehatan nasional mulai dari situasi Covid-19 hingga program cek kesehatan gratis. Budi membenarkan terjadi peningkatan kasus Covid-19. Namun, ia tidak menyebutkan angka dan daerah dimana kasus Covid-19 meningkat. Budi mengimbau masyarakat untuk tidak panik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tapi ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan. Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat enggak panik,” ucap Budi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Juni 2025.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, laporan peningkatan kasus Covid-19 muncul setelah akhir Mei 2025 Covid-19 sudah masuk Diseases Outbreak News (DONs) World Health Organization (WHO), yang menggambarkan situasi global.
Tjandra membeberkan tujuh hal yang disampaikan WHO dalam laporan DONs mereka. Pertama, secara global memang ada peningkatan kasus COVID-19 sejak pertengahan Februari 2025.
Kedua, angka aktifitas SARS-CoV-2 secara global meningkat dengan angka kepositifan tes (test positivity rate) mencapai 11 persen.
“Angka yang sudah lama tidak pernah setinggi ini, terakhir adalah pada bulan July 2024,” kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 kepada Tempo, Kamis, 5 Juni 2025.
Ketiga, kata Tjandra, kenaikan ini terutama terjadi di 3 regional WHO, yaitu Eastern Mediterranean, South-East Asia, dan Western Pacific, di mana Indonesia termasuk di dalamnya.
Keempat, ucap Tjandra, sejak awal 2025 varian memang sudah berubah. Direktur Pascasarjana Universitas YARSI menyampaikan sirkulasi varian LP.8.1 sudah menurun, dan ada peningkatan varian NB.1.8.1, yang oleh WHO digolongkan sebagai Variant Under Monitoring (VUM). Angka infeksi varian ini mencapai 10,7 persen secara global.
“Kita belum dapat informasi tentang varian ini di negara kita,” ujarnya.
Kelima, WHO menganjurkan agar negara-negara melakukan risk-based, integrated approach untuk menangani Covid-19 di negaranya. Keenam, WHO juga menegaskan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan bagian dari program penanggulangan Covid-19 yang menyeluruh atau comprehensive Covid-19 control programmes.
“Terakhir, WHO juga menyatakan bahwa vaksinasi tetap merupakan intervensi penting untuk mencegah penyakit berat dan kematian akibat Covid-19, khususnya pada kelompok risiko tinggi,” kata Adjunct Professor Griffith University ini.
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini