Liputan6.com, Jakarta Chelsea mencatat sejarah baru di bawah asuhan Enzo Maresca. Klub asal London Barat ini sukses melangkah ke final Piala Dunia Antarklub 2025 usai mengalahkan wakil Brasil, Fluminense, dengan skor meyakinkan 2-0 di MetLife Stadium, New Jersey, Rabu (9/7/2025) dini hari WIB.
Dua gol kemenangan The Blues diborong oleh Joao Pedro yang tampil luar biasa dalam debutnya sebagai starter. Chelsea pun tinggal selangkah lagi dari gelar juara dunia antarklub. Mereka akan menunggu pemenang dari duel panas antara PSG kontra Real Madrid.
Chelsea memang belum sepenuhnya jadi tim sempurna, tetapi performa mereka di Piala Dunia Antarklub 2025 layak mendapat pujian. Kolektivitas yang solid, keberanian memberi panggung pada pemain muda, serta kecerdikan Enzo Maresca dalam merotasi pemain menjadi fondasi kuat untuk menatap final.
Di balik kesuksesan Chelsea melangkah ke partai puncak, terdapat sejumlah catatan unik yang menunjukkan betapa istimewanya perjalanan tim ini. Berikut tiga fakta menarik yang mengiringi kelolosan Chelsea ke final Piala Dunia Antarklub 2025:
14 Gol dari 11 Nama Berbeda
Salah satu kekuatan utama Chelsea di turnamen ini adalah kolektivitas. Tak seperti tim lain yang bergantung pada satu-dua pemain bintang, Chelsea justru menyebar ancaman ke seluruh lini. Terbukti, dari total 14 gol yang mereka ciptakan sejak fase grup hingga semifinal, ada 11 nama berbeda yang mencatatkan namanya di papan skor.
Pedro Neto menjadi top skor Chelsea sejauh ini dengan torehan tiga gol. Namun, sumbangsih dari pemain lain tak kalah penting. Nama-nama seperti Enzo Fernandez, Cole Palmer, hingga pemain muda Tyrique George turut memberikan kontribusi nyata.
Berikut daftar lengkap pencetak gol Chelsea di Piala Dunia Antarklub 2025:
- Pedro Neto (3 gol)
- Joao Pedro (2)
- Enzo Fernandez
- Tosin Adarabioyo
- Liam Delap
- Tyrique George
- Reece James
- Christopher Nkunku
- Kiernan Dewsbury-Hall
- Cole Palmer
- Weverton (own goal)
Ragam pencetak gol ini mencerminkan betapa dinamis dan fleksibelnya gaya bermain yang diusung Maresca. Bagi lawan, ini jadi mimpi buruk karena tak ada satu titik fokus yang bisa dijaga secara khusus.
Debut Starter Sempurna Joao Pedro
Laga kontra Fluminense menjadi momen pembuktian bagi Joao Pedro. Setelah tampil sebagai pemain pengganti di laga sebelumnya melawan Palmeiras, penyerang 23 tahun itu mendapat kepercayaan tampil sejak menit awal.
Dan ia menjawab kepercayaan itu dengan performa luar biasa. Pedro mencetak dua gol dengan sepakan keras penuh ketajaman, sekaligus memastikan kemenangan Chelsea.
"Saya merasa seperti sedang bermimpi," ujar Pedro kepada DAZN seusai laga. "Saya tidak membayangkan debut sebagai starter akan berjalan sebaik ini. Sekarang kami harus fokus ke final."
Lebih dari sekadar mencetak gol, Pedro menunjukkan mobilitas tinggi, kecerdikan mencari ruang, serta naluri predator yang membuatnya layak jadi starter reguler ke depan.
Nkunku, Si Tertua di Tengah Barisan Muda
Saat mayoritas lawan mengandalkan pemain-pemain senior, Chelsea justru tampil dengan skuad muda dan penuh energi. Yang menarik, pemain tertua dalam starting XI Chelsea saat menghadapi Fluminense hanyalah Christopher Nkunku, yang baru berusia 27 tahun!
Bandingkan dengan Fluminense, yang diperkuat kiper 44 tahun Fabio, bek veteran Thiago Silva (40), dan penyerang German Cano (37). Bahkan Thiago Santos, bek Fluminense lainnya, kini berusia 35 tahun.
Perbedaan usia yang cukup mencolok ini terlihat jelas di atas lapangan, terutama dari sisi intensitas permainan. Chelsea bermain lebih cepat dan bertenaga, sementara Fluminense tampak kelelahan menghadapi tekanan konstan dari The Blues.