Liputan6.com, Jakarta - Rencana untuk "menyelamatkan" TikTok dari potensi larangan di Amerika Serikat (AS) sepertinya mulai menemukan titik terang.
Laporan dari The Wall Street Journal, sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (17/9/2025), mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai kesepakatan antara pemerintah AS dan Tiongkok yang saat ini berada di tahap finalisasi.
Menurut laporan tersebut, bisnis TikTok di AS akan dimiliki sebagian besar oleh konsorsium investor AS, yang akan memegang "sekitar" 80 persen saham.
Kelompok ini mencakup mitra lama TikTok, Oracle, perusahaan modal ventura Silicon Valley Andreesen Horowitz, serta firma ekuitas swasta Silver Lake.
Sementara itu, pemegang saham Tiongkok akan memiliki saham minoritas, di bawah ambang batas 20 persen yang diatur oleh hukum.
Pemerintah AS juga dilaporkan akan memiliki hak untuk menunjuk satu anggota dewan direksi untuk entitas yang akan didominasi oleh pihak AS ini.
Algoritma TikTok Berubah?
Berita mengenai kesepakatan ini telah beredar selama berbulan-bulan. Pada Juni 2025, Presiden Donald Trump sempat menyatakan bahwa kesepakatan akan selesai sekitar dua minggu ke depan.
Nampaknya, para pejabat Tiongkok akhirnya menyetujui kesepakatan baru ini, setelah seorang regulator Tiongkok menyatakan bahwa versi TikTok AS yang baru akan tetap menggunakan algoritma Tiongkok.
Meski demikian, The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa "insinyur TikTok akan menciptakan kembali" algoritma aplikasi tersebut untuk versi aplikasi TikTok yang baru.
Pengawasan Data
Proses ini akan menggunakan teknologi yang dilisensikan dari ByteDance, perusahaan induk TikTok. Kabarnya, perusahaan tersebut sedang melakukan uji coba terhadap aplikasi baru ini.
Terkait isu keamanan data, Oracle akan bertanggung jawab atas pengawasan data pengguna AS untuk seluruh operasional.
Untuk diketahui, TikTok dan Oracle telah menjalin kemitraan dalam bidang keamanan data selama bertahun-tahun, menyusul negosiasi sebelumnya antara perusahaan tersebut dan pemerintah AS.
Trump akan Berbicara dengan Xi Jinping
Meskipun kesepakatan final tampaknya sudah di depan mata, penyelesaiannya mungkin masih memerlukan cukup banyak waktu.
Sementara itu, Presiden Trump telah memperpanjang tenggat waktu yang seharusnya melarang versi aplikasi saat ini di AS untuk keempat kalinya.
Pada Selasa (15/9/2025), Trump menyatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia berencana berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Jumat (19/9/2025) untuk mengkonfirmasi kesepakatan tersebut.