TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengatakan kemungkinan upaya penyelamatan nyawa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, usai terjatuh di Gunung Rinjani, NTB, sangat kecil. Sebab, berdasarkan hasil forensik, Juliana tewas antara 15-30 menit setelah tubuhnya terhempas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yusril menyampaikan itu untuk merespons keraguan keluarga Juliana terhadap hasil forensik dan lamanya evakuasi dilakukan.
"Dari segi medis ternyata dalam keadaan terhempas dari ketinggian 600 meter di batu, secepat apa pun jenazah tubuh ditemukan, maka harapan untuk menyelamatkan jiwa korban itu sangat kecil kemungkinannya dapat dilakukan," kata Yusril dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Koordinator Hukum, Jakarta, Jumat, 4 Juli 2025.
Yusril mengatakan, kematian Juliana merupakan insiden kecelakaan. Insiden itu bisa tejadi kepada setiap pendaki gunung. Ketika Julian mengalami kecelakaan, cuaca ekstrem sedang menerpa Gunung Rinjani. Pun medan yang sulit seperti bebatuan, tebing curam, hutan tropis, hingga angin bertiup kencang membuat proses evakuasi berlangsung cukup lama.
"Membutuhkan waktu yang cukup lama, dari dua sampai tiga hari baru dapat dilakukan evakuasi, " kata dia.
Dalam kondisi itu, Yusril mengatakan, tim SAR tidak bisa memenuhi harapan keluarga Juliana untuk melakukan evakuasi. Begitu juga permintaan melakukan evakuasi menggunakan helikopter sulit dilakukan.
Yusril membandingkan situasi Gunung Rinjani dengan Gunung Himalaya. Gunung Himalaya merupakan daerah pegunungan salju. Gunung itu tidak banyak pohon. Berbeda dengan Gunung Rinjani yang diliputi hutan tropis yang lebat, cuaca ekstrem, dan bukit yang terjal.
"Sehingga sangat sulit menggunakan helikopter untuk melakukan evakuasi sehingga satu-satunya yang dilakukan adalah evakuasi secara manual. Jadi lebih lama ketimbang waktu yang diharapkan, " kata dia.
Setelah dievakuasi, Yusril mengatakan, rumah sakit melakukan autopsi jenazah Juliana sesuai metodologi forensik. Hasilnya, Julian sudah meninggal antara 15-30 menit setelah tubuhnya terhempas.
"Jadi forensik telah menunjukkan bahwa terjadi kerusakan organ dan tangan tulang yang sangat parah dan jarak antara terhempas dan meninggal itu hanya 15-30 menit, " kata dia.
Dokter Forensik Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) menyampaikan hasil autopsi terhadap jenazah warga negara Brasil, Juliana Marins, 27 tahun, yang terjatuh ketika mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu pekan lalu.
Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bali Mandara Ida Bagus Putu Alit mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan pada tubuh Juliana, ditemukan luka-luka di seluruh tubuh korban dengan dominasi luka lecet geser yang menandakan korban terkena benda-benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, NTB.
Menurut dia, penyebab kematian Juliana yakni karena benturan benda tumpul. "Penyebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan," katanya di Denpasar pada Jumat, 27 Juni 2025.
Antara berkontribusi dalam tulisan ini.