TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan belum memutuskan untuk membeli jet tempur J-10 buatan Cina. Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang menyatakan pembelian pesawat tersebut masih dalam tahap eksplorasi dan belum masuk tahap kontrak.
“Kami belum memutuskan untuk membeli J-10, tapi kami mengeksplorasi setiap kesempatan, setiap peluang, untuk mencari platform yang terbaik,” ujar Frega saat dikonfirmasi, Kamis, 12 Juni 2025. Menurut dia, Kemenhan terbuka terhadap berbagai opsi pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) demi menjaga kedaulatan dan keselamatan bangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Frega menambahkan meski J-10 sempat disebut sebagai salah satu success story di Asia Selatan, pihaknya tetap mempertimbangkan berbagai platform tempur lain yang dinilai sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional.
Saat ditanya apakah dalam pengadaan alutsista, pesawat yang akan dibeli diprioritaskan dalam kondisi baru atau bekas, Frega menyatakan belum ada keputusan. “Belum ada kontraknya untuk beli. Yang penting, kami pilih yang terbaik buat kita. Untuk saat ini, saya belum memonitor adanya kontrak untuk J-10,” kata dia.
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan mengatakan, rumor pembelian jet tempur tersebut mencuat seiring kunjungan Kepala Staf Angkatan ke Cina dalam rangka menyaksikan gelaran airshow. Dalam kunjungan tersebut, pemerintah Cina sempat menawarkan pesawat tempur tersebut kepada Indonesia.
“Jadi waktu itu Kepala Staf Angkatan Udara berkunjung ke Cina di dalam airshow, melihat pesawat itu, dan termasuk ditawarkan pesawat itu ya,” kata dia.
Atas dasar itu, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk membeli alutsista Cina jika harga dan kualitasnya sesuai kriteria. “Sehingga kalau memang kami evaluasi pesawat ini bagus, memenuhi kriteria yang kami tetapkan, apalagi harganya murah, kenapa tidak,” ucap dia.
Pernyataan itu disampaikan usai Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima Duta Besar RI untuk Cina, Djauhari Oratmangun. Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu strategis, termasuk rencana pengiriman pilot Indonesia untuk berlatih di Cina.
Keputusan pengadaan alutsista belum final. Menurut dia, ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi sebelum Indonesia memutuskan untuk membeli pesawat tempur dari luar negeri, termasuk J-10 dari Cina.
“Kriteria pesawat tempur ini bisa diintegrasikan dengan sistem yang ada di kita ya. Kita kan sudah punya sistem ya, lalu kemudian terkait dengan kemampuannya, jarak terbangnya berapa, kemampuan bawa senjata apa saja, nah itu juga harus kita lihat nanti ya,” ujar Donny.