INFO TEMPO - Pemerintah Kabupaten Mappi meluncurkan Mappi AI Hub bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada Jumat, 2 Mei 2025. Momentum ini membuat Kabupaten Mappi mencatat sejarah sebagai kabupaten pertama di Papua yang telah mengimplementasikan teknologi kecerdsan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video Jelajah Negeri Tempo berjudul “Kabupaten Mappi, Transformasi Digital Lewat AI” mengabadikan proses peluncuran Mappi AI Hub di Gedung Qhaindau Ury, Kepi, ibu kota Kabupaten Mappi. “Hari ini secara resmi menjadi awal pembelajaran dan awal masuknya era baru peradaban teknologi,” kata Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Mappi AI Hub. “Mari kita mewujudkan Mappi menjadi warga dunia.”
Kristosimus Yohanes Agawemu menjelaskan, tinggal di pedalaman dan mengalami keterbatasan sinyal telekomunikasi bukanlah alasan untuk menarik diri dari dunia yang terus berkembang. Keadaan tersebut, menurut dia, justru menjadi pendorong agar generasi penerus Mappi memiliki masa depan yang lebih baik.
“Kita harus terus berupaya untuk mencerdaskan anak-anak kita dan beradaptasi pada perubahan dunia. Itu adalah sesuatu yang wajib,” kata Kristosimus. Dia mengingatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan, yakni guru, orang tua siswa, dan masyarakat menyadari bahwa teknologi menjadi salah satu unsur mutlak dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Guru SMPN 1 Obaa, Romacristy Natali Sinaga mengatakan telah menggunakan AI dalam proses belajar mengajar. “Teknologi AI sangat bermanfaat dalam pembelajaran, apalagi bagi kami para guru,” katanya. Romacristy mengaku menggunakan layanan Edubot untuk mencari materi pengajaran.
Siswi SMPN 1 Obaa, Sindiana C. Kaibu juga sudah menerapkan teknologi AI ketika belajar. “Belajar jadi lebih mudah dan cepat karena bisa langsung mendapatkan penjelasan atas pertanyaan tanpa harus mencari di berbagai sumber,” ucapnya.
Dalam memanfaatkan teknologi AI, Pemerintah Kabupaten Mappi berkolaborasi dengan Acer untuk pemanfaatan peralatan dan buku pembelajaran bernama “Jelajah Ilmu”. Menurut Kristosimus, tidak ada biaya tambahan untuk penggunaan aplikasi dan buku pembelajaran Acer tersebut. “Kami melihat sudah sesuai antara apa yang mereka tawarkan dan apa yang kami butuhkan,” ucapnya. (*)