TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM berencana menjadikan Wamena di Provinsi Papua Pegunungan sebagai wilayah operasi atau zona perang yang baru. Bersamaan dengan itu, serangkaian peristiwa kontak tembak antara milisi OPM dan aparat keamanan kerap terjadi di distrik-distrik Wamena.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teranyar, misalnya, peristiwa kontak tembak yang terjadi di Distrik Pugima, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan pada 9 Juni lalu. Insiden kontak tembak ini melibatkan dua milisi OPM anak buah Egianus Kogoya dan aparat militer. Seorang kombatan bernama Pionus Gwijangge disebut menjadi korban tewas akibat terkena tembakan di bagian dada.
Peristiwa lain yang belakangan terjadi di Wamena saat seorang anggota kepolisian menjadi korban penembakan anggota TPNPB-OPM dari wilayah Kodap III Ndugama-Derakma. Kejadian ini terjadi pada akhir Mei lalu di depan Rumah Sakit Umum Daerah Wamena.
Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem mengatakan kondisi di Wamena saat ini mencekam. Menurut dia, situasi di kota yang memiliki julukan Kota Seribu Rawa itu tidak aman untuk masyarakat.
"Korban terus bertambah, masyarakat sipil mengalami rasa takut dan trauma," kata Theo dalam keterangannya pada Selasa, 10 Juni 2025.
Dia mengatakan, masyarakat sipil yang tinggal di Wamena kini kesulitan untuk bebas beraktivitas di lingkungan sekitar. Theo berharap kepada pemerintah daerah setempat untuk segera bertindak dan mengambil langkah tepat dalam menyelesaikan konflik di Wamena, Papua Pegunungan.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan membantah adanya kekacauan situasi di Wamena pasca ditargetkan menjadi zona perang kelompok separatis. "Situasi sampai siang ini di Wamena aman dan kondusif," ujarnya ketika dihubungi pada Selasa, 9 Juni 2025.
Dalam keterangan terpisah, Bupati Jayawijaya Atenius Murib menyatakan bakal menindak tegas perbuatan OPM yang melakukan serangan di Wamena. Langkah tegas itu, kata Atenius, perlu dilakukan untuk menjaga ketertiban serta kenyamanan warga Wamena.
Dia mengatakan Wamena merupakan daerah pendidikan, pembangunan, ekonomi dan kesehatan. Karena itu, kata dia, masyarakatnya layak untuk hidup dan damai.
"Kami tidak boleh memberi ruang sedikit pun bagi kelompok yang ingin mengganggu kedamaian," kata Atenius.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, kelompoknya bakal tetap melakukan perlawanan di Wamena. "Kami tidak akan mundur satu langkah pun," ucap Sebby.
Dia mengimbau kepada warga sipil untuk berhenti beraktivitas di luar rumah. Sebab, menurut dia, siapa pun bisa menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh TPNPB-OPM maupun aparat keamanan.